BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Monday, April 25, 2011

PERJALANAN HIDUP SEORANG ANAK PETANI

Sebenernya ini tugas bahasa indonesia gue. jadi di sini, gue nyeritain kehidupan seseorang nih.. nah berhubung kalo gue simpen di rumah dan nggak mungkin pecah sekalipun udah gue eremin, yaudah gue posting aja.. ENJOYYY (dengan perubahan yang ada)
--------------------------------------

“Ibu, Bapak, Naryo pergi sekolah dulu ya. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam. Belajar yang bener, biar pinter ya, Nak,” jawab orang tua Sunaryo setengah berteriak melihat anaknya yang sudah jauh mengayuh sepeda.

Mungkin kalimat itu lah yang selalu diucapkan oleh Sunaryo kepada ibu dan Bapaknya sebelum berangkat sekolah. Tak lupa ia mencium tangan kedua orang tuanya. Ia pergi menuju sekolah SD Tawang Sari di Boyolali, seperti biasa, ia selalu mengayuh sepeda buntutnya dan menempuh jarak yang cukup jauh. Kurang lebih 4,5 kilo meter ia mangayuh sepedanya di pagi hari hari. Begitu pula saat ia pulang sekolah.

Dengan jarak yang cukup jauh itulah, Sunaryo berangkat dari rumah jam enam pagi agar tidak terlambat. Maka tak heran ketika sampai di sekolah, ia merasa lelah dan penuh keringat. Perlahan ia mengelap butir demi butir keringatnya dengan sapu tangan lapuknya. Sarapan yang dinikmatinya pun sudah terganti oleh butiran asin yang mengucur dari rambut keritingnya.


“Sunaryo, kamu bisa maju ke dapan?”

“Ya bu,” jawab Sunaryo yang berusaha untuk bangkit dari rasa lelahnya.

Pelajaran di hari itu adalah matematika, Sunaryo pun mengerjakan soal yang ada di papan tulis dengan baik. Walaupun ia masih merasakan lelah yang teramat yang selalu ia nikmati sangat setiap harinya, ia tetap berjuang. Di dalam darahnya ia begitu yakin, suatu saat nanti, ia bisa menikmati hasil yang memuaskan.

Sunaryo merupakan anak yang pintar di sekolahnya, setiap semester, selalu tercantum tulisan peringkat satu di rapotnya. Hal itu tidak ia dapat dengan mudahnya. Setelah sekolah ia buru-buru mengayuh sepedanya ke rumah. Walaupun terkadang ia begitu ingin untuk bepergian sejenak bersama teman-temannya, tapi ada sesuatu yang menahannya, yaitu tanggung jawab. Sunaryo memang selalu menjadi peringkat satu, tetapi ada yang mebuat hatinya merasa sedih. Dari dulu, kedua orang tuanya tak pernah memberikan ucapan selamat kepadanya. Tetapi Sunaryo memakluminya karena orang tuanya memang tidak terlalu memprioritaskan sekolah mereka, yang terpenting adalah ‘pernah bersekolah’. Selalu dan selalu yang mereka pikirkan adalah dapat makan dan memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Ya, orang tua Sunaryo adalah sepasang petani, dan mempunyai sepuluh anak. Sunaryo adalah anak ke-sembilan dalam keluarganya. Oleh karena itu, setelah pulang sekolah, mereka mempunyai tugas untuk membantu orang tua mereka membajak sawah, setelah makan siang, sembahyang dan berganti pakaian. Sunaryo pun dengan senang hati mengerjakan tugas itu tanpa mengeluh. Setiap pukul tiga sore, mereka beristirahat di pematang sawah. Tak lupa sebelumnya, sepuluh bersaudara tersebut telah mempersiapkan buku-buku yang hendak mereka baca, atau pun pekerjaan rumah yang pada hari itu diberikan pada mereka. Sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mereka dengan baik.

Sunaryo mulai beranjak remaja, ia ingin meneruskan pendidikannya ke sekolah menengah pertama, setelah lulus sekolah dasar tahun 1973. Sunaryo mendaftar di SMP 1 Boyolali. Begitu bersyukurnya ia dapat diterima di sekolah unggulan di Boyolali. Hal itu lah yang membuat motifasi Sunaryo terus bertambah setiap hari. Masih seperti saat sekolah dasar dahulu, ia masih menggunakan sepeda ontelnya untuk menuju sekolah yang jaraknya dua kali lebih jauh dari SD nya dulu.

Di SMP 1, ia mendapatkan kelas unggulan berturut turut. Ia begitu rajin menulis catatan, sehingga tak heran teman-temannya selalu meminjam catatannya.

“Naryo, boleh pinjam catetan kamu nggak?”

“Oh, boleh kok. Ah kamu ini, minjem catatan pas mau ulangan aja.”

“Wajarlah, namanya anak muda, sistem kebut semalam. Hahaha.”

Hal mengenai predikat Sunaryo pun tetap melekat di dalam dirinya sampai SMA. Ia melanjutkan pendidikannya di SMA 1 Boyolali, yang lagi-lagi merupakan sekolah unggulan di Boyolali. Ia tetap bisa membagi waktu antara belajar dengan tekun tekun dan membantu orang tuanya di sawah. Walau ia telah berada di sekolah favorit, ia tidak malu untuk tetap membantu orang tuanya di sawah. Sampai ada sebuah kejadian yang begitu mengganjal hatinya.

“Ayolah, sampai kapan kamu mau terus-terusan ngebantuin orang tuamu di sawah? Kalau kau terus-terusan kayak gitu, gimana denganmu nanti? Pinter aja nggak cukup, Naryo. Sekali kali aja kok, ayo ke mall! Masa iya orang tua kamu bakal kayak gitu terus ke kamu,” ucap salah satu temannya.

“Maaf temen-temen, bukan masalah mau atau nggak, aku ngebantuin mereka. Tapi ini memang rutinitas aku. Lagian masa iya, semua kakak-kakak ku ngebantuin orang tua aku. Nah aku nggak? Maaf ya temen-temen,” dengan perlahan Sunaryo menjawab ajakan temen-temannya.

Sesampainya di sawah, ibunya merasa Sunaryo sedang mengalami hal yang tidak enak. Lalu ia pun bertanya kepada anaknya itu.

“Kamu kenapa, Nak?”

“Nggg? Nggak papa, Bu,” jawabnya lemah.

“Coba certain sama Ibu dulu. Ibu ngeliat hari ini kamu nggak semangat. Pasti ada masalah. Apa ada masalah di sekolah?”

“Bukan itu, Bu, tadi Naryo diajakin temen-temen buat jalan-jalan, tapi Naryo tolak. Eh tapi kaata mereka, gaul itu perlu, Bu. Jadi mmm secara nggak langsung Naryo kayak orang yang culun banget..”

“Sebenernya Ibu setuju sama pendapat mereka. Gaul itu emang penting, tapi mungkin ada dua kata gaul yang pengertiannya beda jauh.”

“Maksudnya?”

“Kamu liat aja deh temen kamu itu, gimana dia sekolah, nilai-nilainya, bahkan perilakunya. Gaul yang baik itu kan saling mengenal temen-temen baru. Bukan dengan anak yang sering jalan-jalan itu gaul, lho. Justru kalau gaul yang seperti itu udah kelewat batas, malah bisa merugikan diri sendiri. Ya, kan?”

“Iya juga sih, lagian Naryo juga seneng kok bisa ngebantuin Ibu di sini,” jawab Sunaryo seraya tersenyum. Ia pun dengan segera mengambil cangkul dan membantu ibunya kembali.

SMA pun telah ia lalui dengan hasil yang memuaskan. Sedangkan temannya yang selalu berjalan-jalan itu, hanya mendapatkan nilai standar kelulusan. Sunaryo dengan segera mengucap syukur pada Alllah SWT. Walaupun Sunaryo telah berhasil lulus dengan hasil yang ia dambakan, tetapi ia bingung hendak kemana ia melanjutkan kuliah.

Keesokan paginya, ketika Sang Raja mulai menampakkan semangat lewat sinar keemasannya, Sunaryo membantu kedua orang tuanya di sawah bersama saudara-saudaranya yang kebetulan di hari itu memang libur.

“Naryo, kamu mau ngelanjutin sekolah dimana?” Tanya Mudzakir, kakaknya yang hanya berbeda dua tahun darinya.

“Nggak tau kak. Aku sih pengen banget kuliah di fakultas hukum, tapi untuk masuk kuliah aja butuh banyak uang. Sedangkan ibu….” Ia membiarkan kalimatnya menggantung.

“Ya, kakak tau kok.” Jawab kakaknya yang sudah tidak tahu lagi mau menjawab apa. Memang dari jaman dahulu, mereka saja hanya bisa berharap untuk dapat melanjutkan pendidikan mereka.

Mereka pun bekerja membantu orang tuanya. Setelah lelah bekerja, mereka bersama-sama beristirahat di pematang sawah. Sunaryo pun yang begitu ingin melanjutkan kuliah, memulai percakapan di siang hari yang terasa begitu panas.

“Bu, kan Naryo udah lulus SMA nih. Boleh nggak ngelanjutin ke kuliah?” ucap Sunaryo dengan perlahan.

“Ibu sebenernya juga pengen banget nyekolahin kamu ke universitas. Tapi kamu aja tau sendiri, kita makan telor dadar aja sebulan sekali. Itu pun satu telur yang dicampur dengan parutan kelapa dan dibagi dua belas orang,” Ibunya menjawab setelah mendehem.
Seolah guntur yang datang di siang hari yang panas. Begitu kuat menabrak pikirannya yang melayang. Ia pun dengan segera menghapus harapannya untuk bisa berkuliah.

Hari demi hari telah ia lalui dengan bekerja membantu orang tuanya di sawah. Hingga suatu hari, ia bermimpi bisa bersekolah di Universitas Diponegoro. Setelah ia terbangun dari tidurnya, sejenak ia berfikir untuk mencoba mendaftar di Undip (Universitas Diponegoro) Fakultas Hukum tanpa sepengetahuan orang tua dan saudara-saudaranya. Dengan modal nekat inilah, Sunaryo mencobanya. Bukan hanya karena ingin coba-coba semata, melainkan ia begitu ingin untuk menggapai cita-citanya sebagai hakim terkenal.

Separuh tak percaya, Sunaryo dapat menembus ujian itu dengan nilai yang cukup tinggi, sehingga pihak universitas memberikan beasiswa kepadanya. Dengan bangga, ia memberitahukan berita bahagia itu kepada keluarganya. Ibunya terlihat bingung dengan biaya yang nanti hendak dikeluarkan. Namun dengan mudah, Sunaryo membaca garis muka Ibunya tersebut.

“Tenang aja, Bu. Naryo selama ini udah nyusahin Ibu, jadi kali ini, Naryo nggak bakal ngerepotin Ibu lagi. Alhamdulillah pihak universitas malah membebaskan uang SPP Naryo, malahan mau dikasih uang buat beli buku-bukunya, Bu,” dengan bangga Naryo mengatakan berita ini ke Ibunya.

“Alhamdulillah, Nak. Akhirnya kamu bisa kuliah. Maafin Ibu ya, Nak. Tapi memang kapan kamu tes di sana? Kok nggak bilang Ibu?” tanya ibunya yang dari tadi menangis terharu.

“Masalah itu, nggak usah dipikirin, Bu. Kan yang penting Naryo udah bisa ngelanjutin sekolah.” ucap Sunaryo yang tersedu-sedu, tak bisa menahan tangisan bahagianya.
Setelah itu, hari demi hari ia lalui dengan semangat. Semakin dekat dirinya untuk menggapai cita-citanya menjadi hakim. Selama ia di kampus, ia pernah menjadi asisten dosen, berkat kepintaran dan kepribadiannya yang rendah hati. Ia tidak pulang ke rumahnya, ia memilih untuk tinggal sebagai anak kost. Hal ini mempermudahkan ia untuk menjangkau universitasnya. Ia selalu mengunjungi perpustakaan yang ada di sana untuk membaca, walaupun jam sudah menunjukkan pukul Sembilan malam. Tetapi untuk belajar sampai jam Sembilan malam di perpustakaan tersebut tidaklah mengherankan. Di sana, begitu banyak mahasiswa yang melakukan rutinitas yang sama.

Sunaryo dapat menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Gelar Sarjana Hukum pun telah ia kantongi. Untuk tahap selanjutnya, ia mencoba mendaftar menjadi hakim. Karena keinginannya yang besar, ia dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik. Ia yakin dapat lolos dari seleksi tersebut.

Hari itu juga, pengumuman sampai ke telinganya. Seperti gunting yang melintas di atas kertas putih. Pupus sudah harapannya. Ia begitu sedih karena tidak lolos dalam penyeleksian itu. Harapan panjangnya yang selama ini selalu mendorong semangatnya pun langsung tergantikan oleh rasa lemas dari berita tersebut. Impiannya untuk menjadi orang yang dapat memutuskan kebenaran publik pun telah pupus. Ia tertunduk lemah, sementara salah seorang dari temannya, yang juga mendaftar seleksi untuk menjadi hakim dapat lulus dari penyeleksian. Sunaryo masih tidak percaya, temannya itu bisa menembus tes itu, sedangkan ia tidak, karena apabila dilihat dari nilai yang ia peroleh, tentulah ia lebih pantas mendapatkan kesempatan itu. Lagi pula, pertanyaan tadi cukup mudah bagi Sunaryo.

“Oh, kamu anak yang ngambil jam sore di Fakultas Hukum kan?” tanya Sunaryo, yang dari tadi mencoba mengingat-ingat orang -yang melonjak kegirangan ketika mengetahui dirinya dapat lulus dari tes- itu. Sunaryo hampir dikenal dan mengenal seluruh mahasiswa di Undip karena ‘pekerjaan’nya sebagai asisten dosen.

“Oh, iya. Kamu sunaryo kan? Nyoba daftar jadi hakim juga ya?”

“Iya, tapi sayang banget nggak diterima, padahal itu cita-cita dari kecil. Kamu keterima?” ujarnya berbasa-basi. Ia sembari mengubur kenangan lamanya. Dimana ia berfikir bahwa hakim itu orang yang hebat. Bisa memutuskan sebuah kebenaran di tangannya. Bisa memutuskan sengketa. Bisa menjatuhkan hukuman bagi yang bersalah. Bisa menjadi orang yang dapat dipercaya negara. Bahkan selalu dilihat orang lain sebagai orang yang jujur dan berwibawa.

“Alhamdulillah sih keterima, yaudah mungkin suatu saat nanti kamu dapet pekerjaan yang lebih baik deh. By the way, pertanyaan yang dikasih hakim tadi apa ke kamu?” tanya temannya yang membuat Sunaryo terbangun dari lamunannya.

“Cuma suruh nyebutin sila kelima aja. Tapi nggak tau kok malah nggak diterima. Padahal jawabanku bener. Oh iya, selamat ya, bisa diterima jadi hakim.”

“Ya, makasih. Kamu juga jangan patah semangat ya!”

“Tentu. Makasih juga semangatnya.” Ucap Sunaryo dengan berusaha tersenyum setelah menghela nafas panjangnya.

Ia mencoba menerima kenyataan yang ada. Sunaryo pun pulang ke tempat kost nya dengan langkah gontai.

Keesokan harinya, Sunaryo menerima gosip yang beredar, bahwa ternyata, temannya yang telah diterima tersebut menggunakan jalan belakang untuk dapat diterima menjadi hakim tersebut. Sunaryo semakin geram dengan berita itu. Sebenarnya ia telah menangkap sinyal yang aneh dari perbedaan nilai dan perilaku dia dibandingkan dirinya di kampus. Ia benar-benar menyesali kondisinya. Ia sedih karena cara kejujuran yang selama ini ia miliki di jiwanya, dengan mudahnya dikalahkan oleh kebusukan oleh temannya. Bukan, ia bukan sedih. Tetapi marah, marah yang amat sangat menggerogoti hatinya. Selama berjam-jam rahang bawahnya mengeras menahan luapan amarah. Ia berusaha untuk beristighfar kepada Allah, dan segera mengambil air wudhu dan shalat.

“Ya Allah, kalau ini memang terbaik bagi Hamba, Hamba rela untuk melepas semua cita-cita Hamba menjadi hakim. Hamba percaya, Engkau lah yang Maha Benar lagi Maha Mengetahui. Mungkin apabila Hamba diterima menjadi hakim, Hamba akan melupakan-Mu, Hamba bisa berbuat hal yang tidak adil. Jadi mulai sekarang, Hamba akan bangkit lagi. Hamba tau Engkau akan memudahkan perjalanan Hamba mulai detik ini. Hamba berharap Engkau dapat membimbing Hamba. Amien Ya Rabbal Alamin.” Sunaryo berdoa sambil menitikkan air matanya, dan terus berusaha untuk bersabar.

Hari demi hari ia lalui dengan baik juga. Setelah mendaftar sebagai hakim dan tidak lulus seleksi, ia mencoba mendaftar menjadi dosen di Universitas Diponegoro. Tapi, karena sudah terlalu banyak dosen yang ada di sana, Dosennya pun menyuruhnya mendaftar di Universitas Lampung. Rasa haru pun muncul, karena ia dapat lulus dan diterima di fakultas hukum Universitas Lampung sebagai dosen S1. Orang tua beserta saudara-saudaranya turut senang mendengar kabar tersebut.

Hari demi hari ia lalui, ia memutuskan untuk tetap berlari memutar roda kehidupannya. Ia meneruskan kuliahnya di Universitas Diponegoro dengan mengambil program S2 atau program magister. Pada saat kuliah S2, ia memutuskan untuk menikah dan dikaruniai anak perempuan yang cantik.

Setelah lulus dan mendapat tambahan gelas M.Hum atau Magister Hukum, ia kembali melanjutkan mengajar sebagai dosen di Universitas Lampung. Pekerjaan ini ia tekuni sampai sekarang. Oleh karena keluarganya tinggal di Semarang, setiap bulan, ia harus mengunjungi ke Semarang sewaktu libur atau tidak ada jadwal mengajar. Sunaryo pun berfikir, terlalu sulit untuknya untuk selalu bolak-balik ke Semarang-Lampung, maka Istri dan anak pertamanya dipindahkan ke Lampung dan akhirnya menetap. Walaupun terasa sulit untuk mengunjungi kampung halamannya, karena alasan jarak yang cukup jauh, namun ia tetap berkomunikasi dengan keluarga dan saudara-saudaranya.

Sunaryo mengetahui bahwa ilmu selalu berkembang dan sangat diperlukan. Dengan alasan itu, ia melanjutkan studinya, mengambil S3, atau doktor di Universitas Lampung yang bekerjasama dengan Universitas Diponegoro. Dengan adanya kerjasama antar universitas inilah, setiap dua bulan sekali ia diharuskan untuk ke Semarang untuk belajar. Rutinitas dalam mencari ilmu baru memang menjadi motivasi bagi Sunaryo. Ia berharap, ilmu yang selama ini ia pelajari akan berguna untuk orang banyak.

Pada akhirnya, Sunaryo dapat merasakan kehidupan yang ia inginkan dengan cara berbagi ilmu kepada generasi muda dan berbakti kepada nusa dan bangsa, untuk memajukan Negara ini lebih baik.

Ia pun selalu menasihati anak-anaknya, untuk tetap menggantungkan impian setinggi-tingginya, bukan sebuah keharusan untuk benar-benar meraihnya, melainkan untuk dijadikan semangat untuk dapat meraihnya.

“Kalau kamu punya cita-cita yang tinggi, walau pada akhirnya kamu nggak bisa ngeraih cita-citamu itu, tapi paling nggak kamu dapet kesempatan yang lain yang perbedaannya hanya sedikit. Coba kalau kamu punya cita-cita yang rendah, terus kalau kamu nggak bisa meraih itu, kamu mau jadi apa?” nasihat itulah yang selalu melekat di hati anak anaknya dari mulut seorang pria yang dewasa dan bijaksana, yang merupakan seorang anak petani yang dapat memajukan pendidikan di Indonesia.

Friday, April 22, 2011

tentang akuuuuu (menel)

Hai bloggers, setelah gue telaah, gue timbang timbang, gue gali gali, ternyata gue belum pernah ya ngenalin diri gue? Yaudah yuk kenalan sama gue dulu (BAGI YANG MERASA NGGAK PERLU NGGAK USAH DIBACA). OKE. Jujur gue nulis ini karena nggak ada ide lagi atau bisa dibilang nggak ada semangat buat nulis cerpen yang alangkah membutuhkan banyak waktu.. tapi yang gue tulis di sini garis besarnya aja. Kalo mau liat penjabarannya beli aja biografi gue (baru mau release) *jangan dianggep serius ya, itu Cuma impian gue kok kalo gue udah bisa jadi dokter bedah atau kandungan ternama* #AMIEN

Mulai dari pembahasan nama? Emang penting ya?
Oke sebenernya banyak yang nanya apa arti nama gue dan banyak yang nyangka gue dari bangsa mana pernah juga nama ghaisani malah banyak yang ngira dari ras ayan jago (seriusan!) dan nyangka gue beragama blablabla yang alangkah gaje mampir di telingan gue..

Oke, nama gue ULIMA MAZAYA GHAISANI, yang dimbil dari bahasa arab guys. Tadinya gue mau dikasih nama JANITRA FITRA JAVAS yang diambil dari bahasa sansekerta (ohmigod! Gue udah ngebayangin pithecanthropus erectus gini!!) *untung nggak jadi*. Nah tadinya gue dikira cowok berdasarkan hasil USG, tapi begitu lahir eh cewek (nggak jelas gini ya gue). Akhirnya kata FITRA diganti FITRI karena gue lahir pas lebaran (hiphip horee). Tapi berhubung nama itu terdengar agak ‘mengerikan’ untuk didengerin *takut dikira manusia purba yang huhaaa* akhirnya nama gue diganti. Perlu diketahui, bokap gue beli kamus bahasa arab dan ngerangkaiin kata itu satu satu dengan sabar *terharu*. Dengan ULIMA pada awalnya diambil dari kata ilma yang berarti ilmu. Kata ulima ini diharapin bisa menjadi seorang anak yang pintar dan menguasai ilmu ilmu *aji gileee* tapi setelah ditelusuri lagi, ternyata mengandung makna lain. Artinya bijaksana.. emmm berarti kalo digabung mungkin ilmu yang digunakan untuk kebijaksanaan? (sila kelima ya?). dan lanjut ke MAZAYA. Arti mazaya ini kelebihan, keistimewaan dan keunggulan. Agak terdengar terlalu wah sih, tapi kan sebuah nama sebuah doa hehehe.. sedangkan yang terakhir, GHAISANI. Arti dari ghaisani inilah yang gue sering plesetin jadi vechting yang dari bahasa belanda. Arti sesungguhnya adalah cantik, manis, imut, unyu unyu deh pokoknya (lho?) (yang bener Cuma kata pertama kok) hahahaha

Jadi kalo digabungin, ULIMA MAZAYA GHAISANI itu ‘’orang yang istimewa dan cantik yang dapat memanfaatkan kepandaian atau ilmu ilmu untuk kebijaksanaan’’ (BERAT
BANGET ARTINYAAA)

Nah sekarang ke tempat tanggal lahir gue nih guys. Gue lahir di kota gue tercinta SEMARANG, pada tanggal 06 maret 1995. Masih kayak orang normal yang lain, gue lahir nggak pake baju *keterangan nggak penting*. Dulu kota tersayang gue emang udah panas, bahkan kalo gue liat sekarang nambah panas, gara gara makin padet.. hikshiks..

Di kota ini lah gue dibesarkan dengan baik, dengan berkali kalli pindah rumah karena nggak cocok. Dan sampai di pelabuhan akhir di PERUMAHAN GEMAH KENCANA I/9. Tapi sekarang rumah itu dikontrakin hohoho. Masa kecilpun gue laluin dengan bahagia, udah pernah kejedut meja pas lagi di Bandungan, masuk comberan pas belajar sepeda, kesandung beratus ratus kali dan akhirnya NANGIS (kok yang bahagia gitu sih). Yaa pokoknya gue sering diajak nyokap buat jalan jalan. Bayangin! Umur gue baru enem taon tapi gue udah ke Borobudur dan berhasil maik enem anak tangga (atau lima ya), ke prambanan, ke tawang mangu, terus ada satu lagi tapi gue lupa namanya apa. (sombong tah ul, bisa naikin tingkat segitu? Hohoho)

Lanjut? Kemana ya? Mmm yaudah gue kasih tau daftar pendidikan gue aja ya? Mau nggak? Gue tonjok lo kalo nggak mau baca (nyiapin sarung tangan …… *bayi* soalnya nggak ada sarung tangan tinju).

Pertama gue sekolah di TK AISYAH BUSTANUL ATFAL 4 SEMARANG (aduh sial, gue udah lupa! Maaf kalo gue salah nulis ejaannya). Di TK ini gue di abunemen sama becak sama anggun sama (yang satunya lupa) tapi gue paling cantik sendiri di becak ini lhooo (gimana nggak cantik, cowok semua gitu). Nah yang berkesan di TK ini ada dua nih, yang pertama gue sering dikasih jajan yang harganya gopek dapet 3 itu lho sama bapak bapak pengendara becak ini (nggak usah sok looo, gue yakin lo lebih sering jajan makanan kayak gitu hahaha ngaku hayooo). Sebenernya bukan dikasih juga, terkadang gue masang muka polos dan bilang ‘luli pengen itu boleh?’ dan akhirnya dia ngebeliin buat gue hahaha *premanisme* karena dari dulu, emak gue tersayang emang nggak pernah ngasih uang jajan pas TK. Takut gue sakit, tapi namanya anak anaaak #ngelesBANGET dan yang kedua diajak ke tempat penangkaran ular. Berhubung dari jaman gue dibrojolin mak gue, gue udah suka sama binatang. Akhirnya gue paling berani tuh disitu. Malah karena gue penasaran gue hampir kegigit karena terlalu deket. Terus kami foto foto deh. Gini gini gue dulu udah belajar modeling lhooo (ampun deh bangganya norak) *tapi nggak pernah menang HIKS*……

Dilanjutkan ke SD AL AZHAR 14 SEMARANG, GILDA BANYAK BANGET KENANGAN GUE DI SINI.. mulai dari ketemu sama orang orang pinter, bangunan SD yang keren banget, lapangan olah raga yang luas, nemuin monyet gue (eh salah), muntah di abudemen, hampir nggak dianter pulang (karena gue nyelip nggak keliatan), sampe pernah ikut maen jalangkung (mungkin kalian ngira gue bener bener cewek aneh ya? Tapi beneran lho! *pengen tau aja* Ternyata kepala gue serasa muter muter pas maen itu. Yang akhirnya ketauan sama guru. Berhubung gue termasuh anak polos akhirnya nggak ikut diintrogasi *?*). kelas IC dan IID pun terpijaki oleh gue *seeet bahasanya*.. di SD kutersayang ini, ada hari kartiniannya juga lhoo.. gue inget banget pas tetangga gue ngedandanin gue dan kesulitan ngasih lipstick karena bibir gue terlalu kecil, tipis pula *sedih* make konde yang lebih gede dari otak gue *BERAAAT* pake anting yang aduhai panjang niiii dan baju yang bikin gue gerah. dan ekskul yang gue ikutin di sini adalah drum band, dan pernah jadi juara dua, serta nari india dan (gue lupa juara berapa).. ahhh gue kangen suasana ituuuuuuu *drum band, model, penari* hmmmmm. Gue cukup terkenal di SD itu karena bolak balik maju disuruh guru (kebanyakan bisanya sih, tapiiiii….) dan banyak yang suka sama gue lhoooooo (asliNGASAL) Dan gue serta keluarga gue harus pindah pas gue kelas dua semester satu. Ivan, temen gue di kelas 1, dateng ke rumah gue, dan surprisingly (emak) dia ngasih kalung buat gue *huooooo* dan setiap gue ulang tahun, dia selalu ngirimin gue kado dan setiap 3bulan ngirimin gue surat *huooo* dan itu berlangsung sampe gue kelas 4 SD.

Pindahlah gue ke SD KARTIKA II-5 BANDAR LAMPUNG. Cukup membuat gue gila juga sih, dari SD yang bener bener islamiah ehhh malah ke SD tentara gitu.. di sini gue belajar ngomong ‘gue’ karena pas pertama gue masuk kelas, mereka semua ketawa dengan nada gue yang masih medok dan pake ‘aku kamu’. Dan di kelas gue paling pendiem, tadinya gue bener bener risih sekolah di sini. Karena kalo di al azhar dulu, kelasnya aja Cuma ada 26 orang, ngga ribut, nggak pada nyontek, terus sopan. Kalo di sini aduhhhh butuh waktu lama buat nyesuain diri *jujur banget sih gue* tapi yang bikin gue agak enakan adalah nggak belajar bahasa jawa lagi! Hah lo nggal tau? Bahasa jawa tu lebih susah dari bahasa mandarin tau! Ngapalin wayang wayangan de el el. Dan yang Cuma satu yang ngebuat nilai gue agak buruk di al azhar ya gara gara itu!!! Di persit inilah gue nemu guru guru yang bikin gue inget terus sama beliau, (PAK MUJIONO) beliau baik banget sama gue *terharu*. Di sini gue memulai perjalanan gue dari kelas IID, IIID, IV A, VA, dan berakhir di VIG. Gue juga punya sahabat terdekat gue, mereka itu YANET KEMALA PUTRI, FERINA INDAH PAMESWARI, RADITHA AMELIA, BELLA CANZARINA, TRI NOVITA SARI, sama GABRIELLA PUSPORANI. Tapi bestiest gue ya yanet doong, ferina sekarang jadi emak gue. Dan yang lainnya, sekarang jarang kontak kontakan….

Setelah lulus, gue lanjut ke SMP 22 BANDAR LAMPUNG, di sini, gue juga merasakan hawa yang berbeda lagi, dan berhubung gue masuk kelas yang lumayan, gue pun harus terus belajar biar nggak ketara bego banget :D VIIA, VIIIC, IXA itulah kelas gue guys. Mm nggak banyak kisah di sini sih, tapi yang berkesan itu pas kelas 9A, wahhh banget tuh. Dinamakan D’BASCOM, singkatan dari the best community. Semua guru rata rata tau julukan ini.. hmmm famous? Nggak juga kok  kelompok belajar gue ada NANDA THAHERA ULGA, TISA MAHDIANSARI, WIDYASTUTI UTAMI, DARA PUSPITASARI, dan WAYAN GRACIAS. Nah dari SMP ini gue punya empat anak nih (bukan arti sebenarnya) mereka itu Nanda, Tisa, Wiwid, sama Hady (bilang dha dha , anakku).

Dan SMA 9 BANDAR LAMPUNG menjadi sasaran pendidikan gue, bisa diterima di urutan 35 udah bersyukur Alhamdulillah, dimulai dari jam lima pagi gue bangun untuk ngecek apa ada nama gue di SMA ini. Ternyata ada!!! Gue teriak seneng bukan main, dan karena gue diterima disini, gue dibeliin notebook ini sebagai hadiahnya wkwkwk.. kelas X ini di kelas X4, kelas yang cukup freak bagi gue. Ada yang pinter banget ada anak band ada anak motor ada anak rajin ada anak ayam de el el.. (loh?) nah di sini gue jujur nggak sreg banget sama kelasnya, bahkan sama grup gue aja nggak erat banget. Hmmm, dan gue juga masuk NDS, sebuah ekskul yang gokiel abis. Kakak kakak kelas yang aneh berkumpulan di sini (lho?). nah berhubung gue masih kelas X jadi gue Cuma bisa nulis itu aja..

Lanjut ke hobby gue gimana?

Sebagai anak yang doyan nongkrong di gramedia (orang kaya *boong* nongkrongnya di gramed bukan di WC lupakan*) *apaan sih nggak nyambung*. Tentulah hobi gue membaca, apa aja deh yang bisa gue baca. Dari buku pelajaran yang setebel wafelatos *boong banget*, novel, komik, Koran (baca iklannya doang), bacain SMS masuk, bacain pamflet di jalan, bacain brosur yang kadang nggak penting, nyampe ngebacain merek baju, tas, parfum, lipstick, makanan, sepatu, nyampe celana dalem di mall mall *sumpah NGASAL*. Emang dari pertama gue udah bisa baca, gue selalu ngeliat bokap gue selalu baca buku (kala itu bokap gue emang lagi S2, mati aja kalo nggak baca buku mah) hahaha jadinya gue penasaran, dan nyampe detik ini gue selalu ngajakin bokap gue ke gramed kalo ada kata libur hahaha (sebenernya ada pemaksaan juga lho). Tapi berhubung bokap gue juga suka baca, jadi gampang deh minta beliin buku kalo sama bokap :D. hobi selanjutnya adalah nulis, mulai dari ngetik cerpen, puisi, pelajaran, rangkuman, nulis di papan tulis, kartu undian, nyampe daftar belanja emak gue pasti gue tulisin hahaha, contohnya kayak blog gue ini yang jadi dampak penulisan tangan gue yang nggak terlalu penting. Hobi selanjutnya adalah ngedengerin music dan joget. Mulai dari music jazz yang jadi music favorite gue, pop, k-pop, blues, dance, DJ, pop rock, pop celana, klasik, nyampe keroncong pun gue suka. Asal jangan melayu sama dangdut yang ajep ajep aja hehehe. Terkadang gue juga suka melihara binatang, tapi sayangnya mati semua gitu gue pelihara (lupakanlah). Yang selanjutnya adalah tidur atau melukin guling. Emang terdengar aneh, tapi kalo gue punya waktu kosong dan nggak ada bacaan gue pasti tidur hahaha. Kayaknya itu doang deh.

Tentang cita cita ya? Oke deh, cita cita gue kelas satu adalah pengen jadi dokter anak, karena gue dulu doyan banget ke dokter anak karena sakit. Kelas dua gue pengen jadi arsitek karena lagi hobi hobinya gambar. Kelas tiga mau jadi dokter yang merangkap sebagai musisi, kayak tompi gitcu deeh hahaha. Kelas empat gue nggak tau mau jadi apa hahaha (bego banget). Kelas lima gue pengen jadi penulis yang terkenal. Kelas enam, gue pengen banget jadi dokter gigi sama penulis. Kelas tujuh, gue balik lagi pengen jadi musisi, gara gara lagi demen maen pianika. Kelas delapan, gue pengen jadi dokter bedah, karena gue mulai suka sama dunia sains. Kelas Sembilan gue masih pengang cita cita yang sama, jadi dokter bedah dan penulis ternama. Dan kelas sepuluh ini, gue pengen jadi dokter bedah atau kandungan yang merangkap jadi penulis ternama juga.. emang agak berliku liku sih, tapi emang dari dulu gue pengen banget jadi dokter, terobsesi dari kalimat ‘ih dokter itu tadi yang meriksa luli itu peramal ya?’ karena dengan seenaknya dia make stetoskop dan langsung bilang gue sakit perut! Nah gila kan tuh dokter (ungkapan bego lagi).

Lanjut kemana lagi ya… mmmmm gimana kalo tentang PANGERAN MIMPI GUE??? Cieee ulimaa.. sebenernya ini Cuma harapan dan impian sih, tapi gue tau, nggak ada manusia yang sempurna kan (kaceek).

Sejujurnya aku………. Aku………… mmm ulimaaa…..

(ih menel! Buruan lah!) sebenernya gue selalu kagum sama anak yang sering ibadah! wow apalagi kalo dia la isbal huwooooo ampun DJ, langsung inget neraka deh gue hahahaha. Gue selalu bergeridik setiap ada orang yang pinter dalam bidang tertentu ada di deket gue. Gue selalu merinding setiap ada suara lembut yang keluar dari seseorang dan kesannya bener bener kayak punya sifat penyayang yang amat dalaaam (sedalam lubang idung pesekku uyeee). Selalu juga gue senyum senyum sendiri kalo ada anak yang lucu ada di depan gue. Gue akan langsung melongo ketika ngeliat cowok bergigi kelinci atau gingsul. Kyaaa manisnyaaaa! Gue selalu menajamkan mata gue kalo ada cowok yang rambutnya rapih. Gue selalu pengen ketemu dia kalo dia punya senyum yang beda dari orang lain. Gue pasti jedegap jedegup kalo ada orang yang babby face banget, unyuuuuu *apasih* gue selalu salting kalo ada cowok yang punya mata bersinar yang unik *huwooooooo. Cowok yang bisa bikin gue klepek klepek kalo dia bisa dance. Cowok romantic yang bisa nulis puisi wkwkwk ohhhh Tuhan, seandainya ada orang yang kayak gitu…….. *gubrak* (jatoh dari tempat tidur) >>

>>giginya kayak Hyung joon sama young saeng tuh! Gaya dancenya kayak lee taemin. Alimnya sih ya jangan alim betul, takut juga guenya hahaha. Pinter itu relative hahaha.. muka babby face itu kayak *agaknya banyak deh, pilih salah satu aja deh XD*
Terus lanjut kemana yaa, mmmm udahan aja lah gue bingung mau ngebahas apa lagi.. kalo kalian perlu yang lebih lengkap atau ada pertanyaan komen aja deh hahaha (sok artis) >> emang ada yang baca blog gue ini ya :D

Akhir kata gue mau bilang SELAMAT MENIKMATI HARI LIBUR KALIAN YANG TINGGAL HARI INI, dan buat KAKAK KELAS XII, SEMOGA HASIL UN SELAMA EMPAT HARI MENJADI HASIL YANG MEMUASKAN dan yang terpenting INGET!! BESOK MASUK SEKOLAH! JANGAN MENTANG MENTANG HARPITNAS!! LIAT AJA KALO BESOK NGGAK PADA MASUK *ancaman nggak penting*

Cerpen *ngasal* DaRA RAngga

Nah bloggers, kali ini gue mau mosting cerpen gue yang nggak jelas nih.. sebenernya gue emang udah niat bikin ini huohoho . ceritanya emang aneh *banget* tapi ini buat ngisi waktu liburan (belajar di rumah) gue, guys. Tapi perlu diketahui, ini bukan kisah gue seutuhnya kok. Banyak juga inspirasi yang dateng dari curhatan temen temen gue wkwkwk.. udalah pembukaannya.. ENJOY IT
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
‘’Waduh ujan! Gimana gue mau pulang kalo gini situasinya!’’ keluh Dara setelah bel pulang berbunyi.

‘’Gampang lah, tinggal call aja supir lo hahaha’’ ujar Amel polos.

‘’Nah itu masalahnya mel, supir gue hari ini sakit jadi nggak bisa nganter-nganterin. Tadi aja gue berangkat naik ojek!’’ gerutu Dara lagi. ‘’nggg mel, gue boleh nebeng lo nggak?’’ Dara memohon dengan nada sedih.

‘’uhh sayaang, tentu aja boleh, ayuk!’’

‘’eh mel, tunggu dulu ada sms.” Dara pun membuka pesan masuknya. Pesan dari kak Budi yang mengingatkan tentang pertemuan perdana ekskul English club khususnya devisi debate.

‘’hehehe kayaknya gue nggak jadi nebeng deh, soalnya ada pertemuan mel, makasih ya hehe’’

‘’huuu nyengir aja lo bisanya, yaudah, gue balik duluan ya.’’

‘’ titi DJ meel’’

Sesampainya di markas debate SMA Harapan, Dara langsung mencari tempat duduk. Memang dari kelas X1 hanya ia yang mengikuti ekskul ini. Dan di dalam ruangan, Kak Budi pun datang dan memberikan sedikit materi dasar dan menyuruh anak-anak baru membuat tulisan sederhana. Temanya tentang facebook yang memang lagi booming sekarang. Kak Budi menjelaskan bahwa kita dapat melarang facebook atau mendukungnya. Dara terlihat bingung, sangat mudah bagi orang lain untuk mengetahui apa yang dirasakan Dara dari ekspresi wajahnya. Kak Budi pun menghampiri dan membimbing Dara untuk membuat tulisan. Dara termasuk salah satu anak yang rajin, walaupun ia begitu ceroboh. Ia pun segera menulis apa yang ada di otaknya sambil sesekali melihat rintik rintik hujan yang mungkin dapat ia jadikan inspirasi.

Sewaktu ia melihat kearah pintu yang terbuka, tiba tiba ia merasa terjatuh dari lamunannya. ‘’Dara, sadar!’’ ucapnya pada diri sendiri. Ia melihat seseorang yang belum pernah ia lihat sebelumnya dan dapat menyerap seluruh aura dan pesona lelaki tersebut. Tak berapa lama, ia semakin bingung ketika lelaki berbadan tegap itu menghampirinya dan mengambil kursi untuk duduk di sebelahnya. Dara masih dalam keadaan mulut terbuka dengan salah satu alis yang ia naikkan. Lelaki itu justru bingung mengapa Dara melirik tajam ke arahnya. Dan ia pun langsung membuka percakapan.

‘’Ada yang bingung nggak?’’

‘’ah, mm ada kak di bagian pertama masih nggak ngerti.’’ Dara menunjuk bagian pertama yang ada di kertasnya dan berusaha bangun dari lamunannya.

‘’ohh ini, kamu tau sejarah facebook nggak? Nah mungkin kamu bisa tulis itu.’’ Ujar lelaki itu lembut dan tersenyum.

‘’Mampus, kenapa gue jedegap jedegup gini’’ ucap Dara dalam hati yang hampir terucap olehnya, ia juga menunjukan ekspresi yang lebih bingung dari sebelumnya, bingung mengapa hatinya berdebar dan bingung tentang apa yang mau ia tulis.

‘’Yaudah, kakak kasih tau aja ya?’’
Dan lelaki itu pun menjelaskan dengan baik dan dapat diterima oleh otak Dara. Dara segera menulisnya, sementara lelaki tersebut menunggu sambil melihat tulisan Dara.

“Wah, tulisannya rapih. Mungkin dia termasuk anak yang menyenangkan” ucap lelaki tersebut di dalam hatinya dan tersenyum. Dara melihat senyum yang berkembang di wajah lelaki itu dan bingung, ia pun segera melanjutkan tulisannya. Setelah Dara menemukan kesulitan, ia pun bertanya kepada lelaki tersebut,

‘’ngg kak, ini bener nggak?’’

‘’Wah kamu pintar, udah bener kok lanjutin aja kenapa alesannya kamu bilang facebook itu bahaya.’’ Jawab lelaki tersebut setelah melihat tulisan Dara. Dara pun tersenyum tipis.

Setelah waktu yang diberikan habis, Kak Budi pun menyilakan untuk yang mau maju duluan. Berhubung Dara masih asik menambahkan, akhirnya ia maju di urutan ketiga. Dan akhirnya ia menghabiskan waktu terlama diantara yang lain. Sementara itu lelaki yang tadi membantunya mengangguk angguk. Setelah semuanya selesai, Kak Budi memberi masukan kepada anak anak baru tersebut, dan membolehkan pulang.
Dara masih memandangi langit yang masih hujan, dan lelaki yang tadi duduk di sebelahnya menyapanya

‘’Kok kamu belum pulang?

‘’Ah! masih hujan kak.’’ Jawab Dara tersentak

‘’Ohh, pulang sama siapa?’’

‘’Nggak tau’’ Dara menunduk dan hampir menangis.

‘’Sama kakak gimana? Kakak takutnya kalo kamu naik kendaraan umum malah takut tambah keujanan.’’

‘’Makasih kak’’ Dara pun menyetujuinya dan masih belum mengetahui nama lelaki tersebut.

‘’Woy Rangga! Besok jangan lupa ngumpul KIR!’’ teriak Kak Budi yang ternyata juga anggota KIR.

‘’Oh jadi nama kakak Rangga?’’ Tanya Dara dengan nada polos.

‘’Iya, masa baru tau sih? Kirain udah tau hahaha’’

‘’Maaf kak, aku nggak terlalu gaul hmmm’’

‘’Dan nama kamu siapa?’’

‘’Aku Dara kak, kelas X1’’

‘’Dari kelas X1, siapa aja yang ikut?’’

‘’Cuman Dara kak, yang lainnya mikir kalo debate itu banyak mikirnya’’

‘’Hahahaha pikiran orang yang kayak gitu masih ada ya?’’

Dara bingung untuk menanggapi jawaban Rangga. Rangga pun mengantarkan Dara sampai depan rumah Dara dan kemudian pergi.

Sesampainya di rumah, Dara masih kebingungan atas kejadian yang dia alami hari ini. Ia bingung kenapa dia merasa aneh ketika berada di dekat kak Rangga. ‘’Ah, mungkin perasaan gue aja yang lagi moody.’’

Keesokan harinya ia pergi ke sekolah dan mendengar banyak guru yang Dara temui membahas dan menyebut nama Rangga, ‘’Ada berapa nama Rangga di sekolah ini sih?” ucap Dara perlahan sambil terus berjalan menuju kelasnya.

‘’Iiih pada males semua tah anak kelas ini? Udah jam segini baru gue yang dateng, nunggu di luar aja lah gue’’.

Sewaktu ia duduk duduk di teras kelasnya ia mendengar gerombolan anak anak OSIS yang membicarakan nama Rangga. Dara yang semula menggunakan headset pun, mengecilkan volume suara musiknya. Ia mendengarkan anak anak itu dengan seksama.

‘’Eh dia pinter banget tau, lo tau nggak? Selama ini belum ada yang bisa ngegantiin posisi dia sebagai raja ranking satu!’’ ucap laki laki anggota OSIS.

‘’Iya, dia keren banget. Gue yakin banyak yang suka sama dia nih. Apalagi ada junior junior baru. Berarti gue harus ngatur rencana lagi nih.’’ ucap salah satu perempuan yang ada di gerombolan tersebut.

‘’Hahaha dasar lo ini bisa aja’’ ucap anak anak lainnya kompak.

‘’Oh, ternyata dia emang terkenal ya? Berarti gue kemaren beneran bego dong nggak kenal dia? Pantes dia ngekek berat’’ ucap Dara dalam hati. Ia pun memasuki ruang kelas dan membaca buku sebentar, namun ia tidak dapat konsentrasi penuh karena kejadian kemarin yang membuat ia penasaran.

Dara segera mencari tau tentang Rangga melalui berita berita yang beredar selama ini. Setiap minggu pun, ia bertemu dengan Rangga membahas berbagai pengalaman dan cerita cerita selama debate. Dara pun menjadi lebih tertarik dengan ekskul yang dia jalani. Ia mengajak teman temannya mengenai debate dan akhirnya mereka tertarik untuk ikut, tetapi permasalahan yang dimiliki oleh teman temannya adalah waktu yang sudah padat atau mereka telah mengikuti berbagai macam ekstrakulikular yang lain.
Tetapi perjuangan Dara tidak sia sia, Amel begitu tertarik dan langsung masuk menjadi anggota dan diterima baik oleh anggota debate yang lainnya. Berbagai macam lomba pun sudah dicoba Dara bersama yang lain, termasuk dengan Rangga. Mereka berdua selalu terlihat tidak cocok dan cenderung bertengkar dan saling mengejek, tapi dibalik itu semua, ketika debate sudah dimulai, Dara dapat memposisikan dirinya dengan baik dan mereka terlihat kompak. Mereka sudah dua kali mengikuti pertandingan di tempat yang sama dan selalu mendukung sekolah SMA Harapan ketika bertanding. Dara merasa dia adalah laki laki yang bertanggung jawab dan menyenangkan, tanpa disadari Dara pun jatuh cinta kepada Rangga.

Teman terbaiknya adalah blog yang selalu ia isi dengan celotehan dan pengalaman pribadinya. Dara selalu mencurahkan hobi menulisnya ini di blog. Hingga pada akhirnya Rangga mengetahui site blog Dara, sejak saat itu Dara pun kebingungan, masalah yag dihadapi Dara adalah dia tidak mau menghapus postingan itu karena dia telah capai untuk menulis lagi. Akhirnya setelah ia meminta saran kepada Netty, sahabat terbaik Dara, Netty pun berkata ‘’Yaelah biarin aja kali Ra, siapa tau setelah dia tau malah lo tambah deket sama dia..’’ ‘’Nggg yaudah deh Netty, nanti kalo gue ada kebingungan lagi gue hubungin lo lagi ya’’ dan Dara pun menutup telepon frustasi dan tidak puas dengan jawaban Netty. Ia pun berusaha tampil biasa seolah tak terjadi apa apa selama ia berada di dekat Rangga, walaupun Rangga selalu mengejeknya tapi hanya ditanggapi senyuman kecil dari Dara yang pada akhirnya Dara merasa tersipu malu ketika Rangga telah menjauh dan lompat kegirangan.
Keesokan harinya sampai seterusnya ia selalu digoda oleh Rangga dengan santainya. Tanpa ia sadari pipi indahnya selalu memerah karena malu.

Mereka semakin dekat dan kompak terutama dalam pelajaran, setiap ada kesulitan yang ditemui Dara, ia selalu bertanya kepada Rangga dan pada akhirnya Dara selalu mendapat nilai yang memuaskan dengan belajar bersama Rangga.

Sampai suatu ketika, Dara selalu ingin mengutarakan perasaan bahwa ia rindu kepada Rangga, namun ia takut hal itu hanya membuat Rangga menjauh. Dara sebenarnya menyadari bahwa ia telah jatuh cinta dan cemburu terhadap apa yang dilakukan Rangga terhadap teman sekelasnya. Ia telah berulang kali memikirkan perasaannya kepada Rangga. Sesekali ia berpikir bahwa Rangga tidak membencinya sama sekali tetapi juga tidak mencintainya. Dara melihat ada sisi lain dari Rangga ketika Rangga bersamanya tetapi Dara takut, ia juga menunjukkan sikap yang sama dengan orang lain. Dara menangis dalam kamar mengetahui perasaannya yang kacau memikirkannya.

‘’Dara, lo itu bodoh, lo suka sama orang sehebat Kak Rangga, memang lo berhak buat suka sama orang lain, tapi sadar doong bukan ke dia! Dia itu Cuma kaca bagi lo, dia bisa ngeliat lo dengan jelas, tapi lo? Lo nggak bakal bisa ngeliat dia.. sekarang lo pikir deh dia adalah anak yang begitu pintar, sedangkan lo? Bokap lo ngobrol sama lo aja lo nggak nyambung! Sadar Daraaa’’ ucap Dara di depan kaca dan sambil melamunkan dan menunggu perasaannya untuk berbicara padanya.

‘’Dara kamu kenapa?’’ tiba tiba bunda Dara masuk ke kamar Dara dan menanyakan kesulitan apa yang sedang dihadapi putrinya.

‘’oh bunda, nggak papa kok, Dara nggak papa. Cuma bingung aja bun. Kenapa setiap orang harus dan bisa ngerasain cinta?’’

‘’Yaampun Dara, tanpa cinta dunia ini hampa. Cinta akan memenuhi hati setiap orang di dunia, cinta bisa mendorong mereka untuk maju dan bertindak. Tapi hati hati Dara, cinta juga dapat menyakiti hati manusia. Tapi walaupun orang itu merasakan pahitnya cinta, bunda percaya deh dia pasti masih bisa merasakan jatuh cinta lagi sekalipun sama orang yang berbeda. Karena cinta akan selalu ada, Dara sayang.’’

‘’oh gitu ya bunda.. yaudah tadi Dara Cuma nanya aja kok.’’

‘’Yaudah kalo gitu, bunda mau ngurusin ayah dulu ya.’’ Ucap bunda Dara yang sudah menyadari mengapa Dara begitu bingung belakangan ini dan tersenyum melihat Dara yang mencoba mencerna perkataannya.

‘’nggg.. ah nggak tau lah gue, tidur aja.’’


Keesokan harinya, mood baik Dara hilang karena nilai nilai Dara di kelas menurun drastis dari semester lalu. Ia tidak napsu untuk makan, bahkan untuk mengobrol sekalipun. Dara begitu lega karena bel pulang sekolah telah berbunyi. Dan tanpa Dara sadari, hari itu merupakan hari yang membuat Dara begitu terkejut. Karena disaat itu pula Rangga ingin bertemu dengan Dara, memang sebenarnya tidak terlalu istimewa, namun setiap kesempatan untuk berada di dekat Rangga adalah momen yang istimewa bagi Dara.

‘’Dara, bisa nggak kakak minta waktu kamu sebentar?’’ ucap Rangga melalui Handphone.

‘’oh iya kak, nggak masalah kok. Ada apa ya?’’

‘’Kakak boleh ketemu sama kamu nggak? Ada yang mau kakak tanyain.’’

‘’Yaudah, dimana kak?’’

‘’Gimana kalo di aula sekolah?’’

‘’mmm oke deh, Dara ke sana sekarang.’’ Ia pun menutup telepon dan segera menuju ke
aula. Tanpa ia duga, Rangga telah menunggu Dara sendirian.

‘’Ada yang penting kak?’’

‘’Ini mah penting banget malah.’’

‘’Ih lebay deh. Buruan deh apaan. Bikin penasaran aja hahaha” kekeh Dara.

‘’Sebenernya dari pertama kali ketemu, kayaknya ada sesuatu yang ketinggalan deh.’’

‘’Hha? Apaan? Emang kakak pernah minjemin sesuatu sama Dara?’’ Dara terkejut.

‘’Bukan gitu, justru kamu yang minjemin sesuatu.’’

‘’Seriusan? Kok kayaknya nggak ada yang ilang ya dirumah?’’ balas Dara sambil
mengingat ingat.

‘’Serius kakak suka banget sama Dara dari pertama kalinya, Dara masih inget nggak
waktu pertama kali ketemu. Waktu kamu bengong ngeliatin hujan? Nah dari situ, kamu udah minjemin sebagian pancaran dari mata indah kamu buat kakak.’’

‘’Lho maksudnya? Kok Dara tetep nggak ngerti kak?’’

‘’Biar kakak jelasin lagi. Setiap orang punnya pancaran mata sendiri sendiri kan
Dara.. nah kakak ngeliat pancaran mata kamu beda waktu kamu ngeliat ke arah kakak dengan orang lain. Kakak suka cara kamu ngeliatin kakak dengan pancaran mata polos kamu. Kamu mau nggak jadi temen kakak yang paling special?’’

‘’ohh mmmm.’’ ‘’aduh gue sih seneng aja akhirnya ini kejadian juga, tapi masalahnya kenapa gue jadi nggak yakin gini ya?’’ ucap Dara dalam hatinya. Berhubung Dara adalah anak yang religionis, ia menyampaikan pendapat yang bijak kepada Rangga.

‘’Dara sih bismilah aja kak, karena kita nggak bakal tau hal yang baru kalo kita nggak nyoba, ya kan? Tapi …..’’ Dara menggantungkan kalimatnya.

‘’Tapi apa Dara?’’

‘’Tapi Dara nggak mau pake holding hands de el el gitu kak. Kan nggak boleh sama
agama. Tapi kalo kakak nggak cocok, Dara juga nggak bisa maksa kakak.’’

‘’Yaampun Dara, kakak juga tau kalo itu nggak boleh. Kamu boleh ingetin kakak kalo kakak ngelakuin itu.. makasih ya Dara, kakak nggak bakal ngecewain kamu kok insyaallah.’’

‘’ya kak, malah kalo bisa kakak ngebantuin Dara deh nyelesain tugas tugas yang Dara nggak bisa.. hahaha’’

‘’Oke, siap puteri.’’

‘’Hei, namaku Dara tau hahaha.’’

Akhirnya mereka menjalani hubungan yang istimewa yang positif untuk mereka berdua. Saling mengingatkan waktu shalat dan belajar. Serta membawa nilai yang semakin baik bagi mereka berdua karena hal yang sulit bagi Dara ia tanyakan ke Rangga, dan Rangga menjadi semakin semangat balajar.

Setelah berbulan bulan mereka jalani dengan lancar, walaupun ada hal hal yang membuat mereka harus berjuang untuk mempertahankan cinta mereka. Dari adanya gossip gossip yang beredar mengenai orang lain yang dekat dengan Rangga maupun permasalahan berat yang dimiliki Dara. Sempat renggang hubungan mereka selama seminggu. Dara mencoba menghubungi Rangga lewat sms, tetapi tidak ada balasan dari Rangga. Dara mencurahkan isi harinya dan bertanya solusi kepada Amel. Amel dengan polosnya menjawab ‘’kenapa nggak lo telpon aja?’’ tapi Dara menolak karena takut membuat mood Rangga bertambah buruk.

Dan pada akhirnya dua minggu kemudian Rangga mengirim sms ke Dara, menanyakan apa yang dikerjakan Dara saat ini. Dara yang menerima sms itu pun senang bukan kepalang. Ditambah Rangga yang mengajak Dara untuk ke Singapura pada liburan pergantian tahun ajaran nanti. Sebenarnya Dara ingin mengikutinya, tetapi khawatir tidak diperbolehkan oleh bunda. Ia pun mencari cara agar bisa pergi ke sana. Ia mencoba mengajak teman temannya, Amel, Cindy, dan Ragita. Dan beruntunglah Dara karena mereka bertiga memang mempunyai planning untuk mengunjungi Negeri Singa tersebut di saat liburan. Cindy dan Ragita memang mempunyai tugas kelas untuk membuat makalah mengenai sejarah Singapura. Sedangkan Amel hanya sekedar ingin berlibur dan berbelanja.

Singkat cerita, liburan datang, dan Dara sudah diperbolehkan pergi oleh bundanya setelah ia menceritakan siapa dan apa saja yang sudah ia rencanakan. Bunda Dara pun tersenyum ketika mendengar kata Rangga disebut, memang sebelum mereka menjalani hubungan istimewa, Dara sudah menceritakan beberapa kisah yang menarik dari Rangga yang disambut dengan komentar penasaran dari bundanya.

Sesampainya di Singapura, mereka langsung menginap di rumah Amel yang ada di Singapura. Keesokan harinya mereka menikmati udara yang ada di sana dan berusaha menghafal nama nama tempat, serta menyusun planning. Tujuan pertama mereka adalah Singapore Botanic Garden. Rangga tau bahwa Dara begitu menyukai bunga bunga, sehingga membawanya ke sana. Dari warna merah, kuning, putih, biru, bahkan ungu dapat mereka lihat di sana. Dara benar benar takjub dan merasa begitu senang, apalagi ketika Rangga membelikan topi yang di begian atasnya ada bunga bunga kecil. Rangga melihat senyum yang selama ini ingin ia lihat di wajah cantik Dara. Hari ketiga mereka mengunjungi National Museum of Singapore, di sinilah Cindy dan Ragita membuat catatan untuk tugas mereka, sementara Dara dan Rangga menikmati sambil mengambil foto kenangan selama berada di sana. Cindy dan Ragita memang anak yang berbakat dan nilai mereka tidak pernah turun dari pertama kali masuk ke SMA Harapan, walaupun mereka berbeda kelas dengan Dara, tapi Dara telah mendengar banyak kebar mengenai mereka. Termasuk juga Cindy yang menaruh perhatian lebih kepada Rangga. Sehingga, Dara tidak enak untuk terus berada terlalu dekatdengan Rangga.
Mereka berempat mengelilingi museum tersebut dari lantai satu, sementara Amel tidak mau ikut karena ada barang yang mau ia cari, dan akan menyusul mereka pada jam dua siang. Mereka berkeliling dan diberi tahu oleh guide yang ada di sana, mulai dari begian Singapore History Gallery sampai Singapore Living Gallery. Mereka diperlihatkan mengenai galeri film dan wayang pada zaman dahulu, galeri makanan, sampai fotografi. Setelah semua sudah dijelaskan oleh guide menggunakan Bahasa Inggris, mereka mencoba menelusuri museum sendiri. Jarak anak tangga yang ada di sana cukuplah jauh antar mereka. Sehingga menyusahkan Dara yang pada saat itu menggunakan rok. Dengan teramat hati hati, Dara mencoba menuruni anak tangga. Paling depan ada Cindy, dilanjutkan dengan Ragita, setelah itu Dara dan Rangga yang berada di posisi belakang. Pukul dua kurang lima belas menit pun sudah tertera di jam tangan Rangga. Ia mengingatkan semuanya untuk turun ke lantai dasar karena Amel telah menunggu di sana. Mereka pun segera turun, sementara Dara masih tetap menjaga konsentrasi dengan roknya yang panjang. Tetapi sialnya, karena kurang hari hati, Rangga tidak sengaja menginjak rok panjang Dara, sehingga membuat Dara terjatuh dari tangga. Rangga panik bukan kepalang! Ia segera memeluk Dara dan melindungi Dara dari kerasnya keramik di museum itu. Mereka jatuh bersama sama dengan Rangga yang memeluk renggang Dara. Kedua tangan Rangga berhasil melindungi kepala Dara. Untungnya mereka terjatuh dari satu anak tangga terakhir, jadi Dara hanya merasakan sakit yang begitu sedikit dibandingkan hatinya yang jauh berdegup sangat kencang. Beberapa detik kemudian Dara menyadari bahwa ia terlalu lama untuk ‘berpose’ seperti itu dan segera menegakkan tubuhnya dan berusaha membantu Rangga untuk berdiri. Ia secara tidak sengaja melihat Cindy yang memasang muka singutnya dan terlihat begitu cemburu melihat mereka berdua.

‘’Maaf kak, tadi Dara terlalu ceroboh..’’ ucap Dara yang benar benar menyesali itu.

‘’Nggak papa Dara, justru harusnya kakak yang minta maaf karena udah nginjek rok
kamu. Maafin kakak ya, tadi juga udah megang kepala kamu.. kakak udah……’’sejenak Rangga ingat kalau mereka bukan muhrim dan sedah menggenggam tangan Dara untuk beberapa detik.

‘’Oh, hmmmm tapi makasih udah ngelindungin kepala Dara, untuk kejadian itu. Dara bisa maklumin kok kak.’’

Dan Cindy pun mengingatkan secara sinis kepada Dara dan Rangga untuk kembali meneruskan perjalanan menuju pintu depan. Sementara itu Ragita masih dalam keadaan mulut ternganga melihat kebaikan Rangga yang begitu besar kepada Dara. Mereka pun akhirnya bertemu dengan Amel dan langsung pulang ke rumah Amel. Sementara di mobil, Amel menceritakan barang barang unik yang beru ia beli sewaktu meninggalkan mereka, serta menanyakan agenda mereka di museum tadi. Mereka pun terdiam, tetapi Rangga menjawab pertanyaan adik kelasnya itu bahwa begitu menyenangkan bisa melihat koleksi yang ada di sana. Akhirnya mereka sampai di rumah, dan Amel merasakan hal yang membuat ia penasaran. Amel pun bertanya kepada Dara,

‘’Apa lo yakin tadi di museum nggak ada kejadian yang lain? Kok lo selalu mesam mesem nyampe sekarang”

‘’Sebenernya sih ada.. hwaaa lo tau nggak sih betapa pedulinya Rangga ke gue.’’

‘’Ampun deh ternyata tentang dia toh. Sangka gue apaan hahaha.. tapi lo udah tau belum kalo Cindy dari dulu suka sama dia?’’

‘’Udah kok. Sebenernya gue juga tadi bisa ngebaca secara jelas mukanya yang sungut ke gue.. tapi gue nggak tau harus gimana mel.’’ Ucap Dara setengah menyesal.

‘’Yaudahlah, semuanya terserah lo. Gue mau tidur dulu ah.. jadwal besok kita mau kemana nih?’’

‘’Ah, sebenernya gue benci mengatakan ini ke lo. Tapi emang jadwal besok kita belanja mel..’’ jawab Dara pasrah mengatakan kata ‘belanja’ yang membuat Amel melompat kegirangan, Dara pun tersenyum tipis melihat kelakuan sahabatnya itu.
Marina Bay Sands adalah tujuan mereka untuk berbelanja di hari keempat mereka, mereka benar benar merasakan hawa berbelanja yang istimewa di sana sambil terkadang memilih oleh oleh untuk teman teman mereka di sekolah. Rangga member sedikit kejutan special kepada Dara dengan memberikan Dara asesoris berbentuk kupu kupu yang dapat menyala. Dara begitu senang sehingga tidak dapat mengendalikan emosinya, ia hamper memeluk Rangga. Tapi Rangga berkata,

‘’Hayooo mau ngapain itu? Hahaha dasar bocah nih.’’

‘’Nggak mau ngapa ngapain kok, orang mau ngambil barang yang ada di situ.’’ Jawab Dara salah tingkah.

Tapi sesaat kemudian, mall yang mereka tempati mati lampu, sehingga membuat keadaan begitu gelap. Ya, gelap. Suatu hal yang begitu dibenci Dara adalah berada di tengah kegelapan. Ia segera mencari Rangga tetapi tidak ketemu.

‘’Kakak? Kakak ada dimana? Dara takut?’’ Dara berteriak sekerasnya, tak peduli apabila ada orang lain yang melihatnya, namun tak ada jawaban dari Rangga.

‘’Kakak nggak mau ngejagain Dara lagi? Kakak nggak mau ngelindungin Dara lagi?’’ teriak Dara lagi lebih histeris.

Dan akhirnya lampu mall dinyalakan kembali, tetapi Dara merasa ia melihat pemandangan yang lain, ia seperti pernah melihat tempat itu. Ia juga segera mengenali suara yang begitu familiar di telinganya!! BUNDA!

‘’Ah, masa iya sih bunda ada di sini? Kok nggak mungkin ya?’’ ucap Dara lirih.
Ternyata bundanya telah membangunkan mimpi Dara.

‘’Dara bangun, kamu mau sekolah kan?’’

‘’Hha? Sekolah? Jadi tadi Cuma mimpi??’’

‘’Hha? Kamu ngomong apa sih Dara? Bunda nggak ngerti deh.’’

‘’Oh, ngg nggak papa bunda. Dara mau shalat terus mandi deh.’’

‘’Yahh.. ternyata tadi Cuma mimpi ya? Padahal udah seneng seneng gitu.. pantes aja
banyak kejadian aneh.. hmm Ya Allah, semoga tadi itu mimpi sebagai perhiasan tidur dari-Mu, yaa walaupun itu mimpi, semoga bisa ngasih semangat buat Dara.. dan semoga kak Rangga juga mendapatkan apa yang dia mau.. amien’’ doa Dara dalam shalat Subuhnya setelah mendapat mimpi yang benar benar istimewa baginya.
Dara pun mulai melanjutkan aktifitas sekolahnya seperti biasa dan menjadikan ‘mimpi’ itu sebagai penyemangatnya. Ia juga tetap berkomunikasi dengan Rangga, terutama yang menyangkut dengan pendidikan. Karena Dara percaya, mimpi takkan menjadi nyata kalau tidak ada usaha untuk mencapainya. Dan walau sekalipun mimpi itu tidak terwujud, Tuhan pasti akan mengganti mimpi itu dengan kenyataan yang lebih baik …………. Satu lagi hal yang sering diucapkan Dara, SEMANGAAAAAAAAAAAAAATTTT

Ditulis oleh Ulima Mazaya Ghaisani
Sumber inspirasi: pengalaman penulis, Inas Maisa, Suci Rahayu, Agya Dwi Ristanti, SS501 (video klip) dan lain lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu………

Thursday, April 21, 2011

Asal ngetik

Hooy bloggers! Di ksmpatan kali ini, gw gg bkalan nulis pnjang2.. Krna gw ngetik ini lewat hape dan gg pake keyboard (yaiyalah). Upz, bukan gtu mksd gw, tp mungkin gw agak brbda dlm pnulisan ktanya *disingkat2*

jd gw hrni jam 17.00 ada jadwal LIA, brhubung mak gw mw jemput adek gw, jadilah gw dtg sktar jam 16.00.. Garing bete sumpu banget! Penyesalan dr gw pun muncul, krna gw udah nolak roti yg mw dbeliin sma emak gw *kruyukkruyuk* (bunyi perut gw ngbyangin coklat dan keju lezat diantara 2 roti yg dpanggang dengan mentega). Brhubung gw dtg agak pagi, jd bru 2orang yg dtg (lbh tpatnya spasang kekasih) *kapan ya gueee.......... #lupakan

gw gg trlalu suka kelas lia gw ini, ada mr yg gaje .. Samping gw kk kelas 12! Smping gw sblh kiri gw anak cowok yg freak.. Ada yg slalu masang muka jutek *gg blh nyebutin nama* ada yg punya gigi kelinci #kyaaagemes! Tp dy slalu nanya gw jwban di buku -.-zZ

gw pun semakin abstrak krna m3 gw nggak bsa buat sms *SDN* jadinya gw nulis ini aja buat ngeBUANG waktu gue..

Tdny gw pgn bgt ol, tp brhbung bokap gw blom balik dr lamteng *jd pengawas UN*, jadilah gw makin abstrak!

Hmmm, gw pas lagi nulis ini smbil dluar ngobrol nih sma nanda, alip, de el el dan gw slalu menggoyangkan rok lebar gue

Hmmm udahan ah.. (sbenernya gw mw ngluarin unek2 gue, tp gilda capek jga ngetik ini..) yauda deh dha dhaaa *msh ada waktu 30menit* ARGH!

Saturday, April 16, 2011

31 maret-16 april

Hai bloggers!! Maaf ya gue belakangan ini banyak masalah nih , jadi nggak bisa ngeblogging hehehe.. jadi kisahnya langsung gue rangkum dua minggu sekalian deh.. yaa mumpung libur juga sih

Hari pertama dimulai tanggal 31 maret (sebenernya mau gue certain dari hari rabu, tapi nggak enak gini gue permasalahan terletak pada nilai kimia gue yang NGENGEKNGOK) oke lanjut cerita.. dimana bertepatan dengan hari kamis guys. Di hari ini seperti biasanya NDS ngumpul karena mau ada dua lomba sekaligus, di polinela sama teknik kimia. Pas ngumpul, udah ada kak rio, kak kemong, kak laras, kak am, gue, agya, gendhy dan anak anak dari news casting bersama pelatihnya, sementara itu kak sabiel dating telat sama kak riki. Berhubung mbak key nya belom dating akhirnya gue ngerjain fisika dulu, dab berhubung susah akhirnya gue males nyentuh nyentuhnya lagi hwahahaha, jadi daripada masih nunggu, kami pergi ke kostan agya (as usually) buat makan (perut kami gentong semua sih). Eh pas enak enak makan, tiba tiba kak sabiel nelpon dan nyuruh kami cepet cepet kesana karena mbak key nya udah dateng! Wah nggak bisa nikmatin dah T.T :p ngumpulnya di depan kelas X2 nih guys, nggak bisa di dalem karena udah dikunci. Ditengah tengah itu gue bingung karena notbuk gue nggak ada! Ah ternyata kakak kakak nggak ngecek di laci. Akhirnya gue nyari kak widi dan nggak ketemu! Akhirnya ketemu emak dan dikasih tu kuncinya, agya yang buka dan gue masuk dan langsung meluk notbuk gue dan berteriak (dalam hati) come to mama my baby!! #lupakan. Setelah itu angin pun berhembus sangan dasyat dan hujan pun turun, gue agak taakut ada pohon yang tumbang.. oh god.. eh disaat kayak gitu kak sabiel malah ngerentangin tangan yang menurut gue seolah olah dia siswa yang tertekan dan merasa bebas karena angin telah membawa masalahnya #hayoo siapa yang bisa nebak tadi pake majas apa?? :p sementara kak riki masih stay dengan majalah oriflamme nya *ampun deeeh*. Akhirnya kita ngumpul di depan lab bahasa. Perlu diketahui, anak anak EC nggak boleh lagi masuk masuk lab bahasa lagi (PERATURAN APA ITU!!!!). bukannya langsung ngelanjutin ngebahas motion malah manggil adek adek yang jualan mpek mpek dan MAKAN. Mbak key nawarin anak kelas X, tapi ditolak karena udah kenyang banget hahaha (mendahului gini ya). Ditengah tengah bahas motion ada adzan, gue nggak enak aja kalo nyuruh mereka berhenti dulu, akhirnya gue mojok dan dengerin adzan dulu, malah gue dikira kesurupan lagi sama kak am –‘ ahh. Setelah itu kami nonton Koreans movies, diawali dari kak riki yang nyetel di notbuk gue (dan langsung gue maintain). Setelah itu kami memutuskan pulang, agak takut gue ngikutin rutenya kak sabiel. Gelep gilda tauuu akhirnya karena gue ketakutan gue teriak sambil lari dan kak sabiel nyeloteh apa tah gue nggak denger tapi yang jelas dia masang muka mlongo……………

Hari jumat tadaaaaaa (biar semangat) lagi lagi gue nyeritain NDS aja ya, soalnya kepanjangan tau.. tukutukutuk kak arief dateng abis shalat jumat selesai. Orangnya biasa aja tuh menurut gue, pandangan pertama nggak ada kesan (lain banget sama bintang gue dooong) *ulimaaa nggak usah ngelancong!* oke lanjut. Sebenernya gue udah beli nasi padang nih biar bisa makan siang dulu, eh gue nggak nyangka kalo langsung latihan. Makanya pas kakak itu berceloteh eh perut gue ngikut bunyi ngajak debate sama kak arief (sok tau deh) dan kami pun minta istirahat sama dia buat shalat (lebih tepatnya dalem hati gue ishoMA) hahaha dan kami lari buru buru dan serasa melihat surge ketika gue ngeliat nasi tongkol gue dibuka. Akhirnya gue makan dengan lahapnya sama agya dan gendhy. Dan buru buru lagi kesana takut dia nyediain stopwatch dan ngitung seberapa lama kami ‘sholat’. Setelah terakhir eh dikasih peer, tapi setelah gue cek, nggak ada peer buat gue tau hahahaha ntah nggak ke paste atau salah send to intinya gue nggak dapet peer!!!! Dan gue ketawa setan ngeliat muka bĂȘte agya dan gendhy!! Ehhhh kak sabiel nongol tuh, bahas apa aja yang tadi diomongin setelah itu malah nonton MV korea lagi, nah berhubung di notbuk gue Cuma ada yang cowok, dia selalu ganti ganti. Dan dia nunjukin MV dia yang cewek dan dia (kami) nonton sampe abis! Ah itu namanya licik kaaaaan!! Dan dia (kami) ngekek berat ngeliat MV itu, tapi yang gue ketawain malah gaya ketawanya kak sabiel yang menurut gue unik hahahaha. Pas mbak key dateng, kami langsung sparing, dengan team gue kak am kak sabiel versus agya kak riki gendhy. Udah dua kali ini nih berarti gue seteam sama kak am sama kak sabiel hmmm DAN GUE MELAKUKAN KESALAHAN! Oh gosh harusnya gue bilang decrease malah increase (arau kebalik? Bodo ah lupa) dan mereka langsung ngelirik tajam sementara gue nyengir berat :D . adzan isya pun berkumandang! Dan gue lupa shalat maghrib!!! Gue pun nunduuuuk aja SEMENTARA itu ada kejadian yang membuat gue merasa nyaman di tengah gelapnya malam. Mau tau??? (oooo tidak bisa! Udah kapok gue ketauan). Dan gue nggak nyangka mata gue makin merah yang emang sebelumnya udah dibilangin kak sabiel. Nyampe rumah gue diobatin dan gue bingung gimana car ague lomba!! Kacamata item? MUSTAHIL

Hari sabtunya, sebenernya hari ini lombanya, tapi nggak tau kenapa diundur jadi hari minggu, kak laras pun paleng dan marah marah (jujur gue takut tau) sementara gue juga paleng belom ngerjain peer fisika yang seabreg itu! Kurang 8 soal lagi sih.. tapi mau nyontek sapa coba?? Grrrrr eh ternyata malah nggak jadi ngumpul fisika yippeyyyy. Akhirnya pas pulang gue gendhy agya beli nasi padang lagi tapi nasinya satu setengah (perlu diingatkan kata gentong) ternyata mas mas yang baik itu ngasih bonus, jadi tongkolnya 2!! Xcited banget gue hahaha akhirnya kami bayar 10 ribu!! Dan menurut gue orang itu salah ngitung yaudah deh kami syukurin aja, kan jarang jarang hahahahaha sementara kak laras masih di kostan dan akhirnya kami curhat curhatan. Mau tau (ooo tetep tidak bisaaaa) *minta digaplok* dan nggak taunya nggak jadi latihan. Dan gue pulaaaaang

Gue udah muterin 6 kali lingkungan teknik tapi nggak ketemu ketemu di hari minggu. Gue udah nelponin semua anggota EC tapi ada yang nggak diangkat ada yang bilang nggak tau. Akhirnya kak am jelasin ke gue (memakan banyak pulsa) dan akhirnya ketemu. Lo tau nggak? Disitu nggak ada plang nya spanduknya atau apalah itu sebangsanya dan ternyata gue udah muterin itu sebanyak 5 kali.. hoammmm nyampe sana singkat cerita langsung lomba tuh. Hape gue dalam posisi lowbat karena PLN mati lampu sehari semalem! Sementara kak laras nanyain gimana lombanya. Aduh. Dan ternyata team gue (yang akhirnya 3rd spekernya diganti sama kak jupe karena kak laras ada lomba di politeknik) kebagian urutan ketiga dan keempat karena ruangannya Cuma satu. Pas giliran team gue maju dan giliran gue, kak sabiel dateng kayak anak tuyul dan langsung duduk dan ngeluarin buku gedenya dan nyatet semuanya. Aduhai banget gue jedegap jedegup. Yaaa lo tau lah pasti dia gimana dan gue gimana (gue amat takut sama orang jenius T___T) dan pas kak jupe maju dan tadaaaa gue dan seluruh isi ruangan ngekek terpingkal pingkal karena gaya bicaranya yang lebay sumpee dan suaranya yang kadang abis. Terutama gue dan kak am yang cekikikan, dan gue nambah nggak tahan nahan ketawa pas iseng iseng gue liat xpresi agya sama kak sabiel *sialan banget tuh situasi kayak gitu*. Dan selesai pertandingan pertama dan langsung di verbal sama kak sabiel dan akhirnya gue menemukan kesalahan kesalahan gue.. maap ya semuanya…. Dan langsung dilanjutin, team lawan ternyata miss communicated sama motionnya dan malah ngedukung case team gue yaudah blur gila lah jadinya. Dan akhirnya setelah selesai, giliran teamnya agya, sementara mereka maju, gue ngamatin team lawan dan ngobrol sama kak sabiel dan ngegambar gambar nggak jelas (dari situlah gue mulai suka gambar lagi) setelah mereka selesai gue izin shalat ashar dan pas udah setengah jalan gue ditelpon sama kak sabiel, dia bilang kalo team gue masuk final lawan sma2, dan disuruh cepet cepet kesana. Yaudah gue suruh juga gendhy sama agya nemenin gue balik lagi hahaha.. eh nggak taunya pengumumannya Cuma nyuruh shalat asem banget sih. Dan gue akhirnya diboncengin kak jupe karena shalatnya di masjid fakultas ekonomi, setelah shalat langsung case built dan lomba dan gue agak gugup karena banyak anak anak dari teknik kimia dateng dan ada BEBERAPA dari isi ruangan yang ngerekam mapas! Setelah lomba, gue minta diverbal sama mbak key yang ada disitu untuk ngeliat tapi masih belum dikabulin hiks. Tapi gue juga ngeliat xpresi kurang puas dari kak sabiel dan mbak key (gue sedih banget loh). Dan akhirnya kami pulang setelah ada pengumuman, dan sialnya pas ibu gue nelpon batre gue mati, dan kak sabiel malah bilang hai sunny dan sunny luli seperti biasanya dan bilang kalo gue kayak telor yang nggak keluar keluar, gue udah jedegap jedegup karena gue takut dia nggak suka sama gue dan debate gue dan akhirnya gue bilang maksudnya, dan dia udah ngejelasin dan agak sedikit lega denger maksudnya apa…… dan akhirnya gue gendhy dan agya dianterin nyampe depan unila sama anak anak teknik kimia dan beruntunglah ibu gue langsung dateng dan gue langsung dibeliin mie ayam (dan lagi lagi gue ngejamak shalat maghrib lagi) –‘’

Hari senin horeeeeeeeeee pelajaran yangbikin gue agak bĂȘte dan selallu berhasil dalam menggunakan headset biar bikin suasana nggak kayak jangkrik pun dating. Gue udah bingung mau masang muka apa pas bapak itu ngomongin masalah mid semester. Gue ngerasa soalnya susah dan setelah dibagiin doa pertama gue adalah biar nggak remed, dan justru mendapat hidayah karena gue dapet nilai yang bener bener memuaskan dan termasuk terbaik gue bilai 85 dan bapak itu bilang bakal ditambah 20 poin karena yang buat soal bukan dia dan soalnya menurutnya cukup susah. Dan gue mikir masa ada nilai 105? Gue pun nanya ke bapak itu, ‘’ pak, ditambahinnya beneran 20? Kalo yang dapet 85 berarti nambah 15 poin dong?’’ dan bapak itu bilang nilainya tetep 105 dan gue masang muka bengong nggak percaya ………………………………… pas pelajaran kimia dibagilah nilai yang gue sebelin itu, dan bus al bilang kalo mid nggak bakal ngejamin nilai kelas x4 dihadapan bus al karena ini masalah pengawas dan bilang tentang gue, sebenernya gue agak nggak enak dibilang gitu sama bus al, karena yaaaaahhhh u know lah gimana rasanya digituin dan anak anak sekelas udah mulai bisik bisik karena beliau mgebelain nilai gue. Ada dua rasa berbeda ddan kontras menurut gue dan yang pasti TAK TERDEFINISIKAN. Bu sal pun menyadari kalo gue sakit mata dan dia mulai ngomong bahasa yang udah bias ague denger di tempat les, jadi gue nggak heran lagi dan malah balik bercanda sama dia (salah satu alesah gue untuk bisa debate adalah bu sal yang bilang kalo gue kurang bersosialisasi, dan dia agak salting pas ibu gue bilang kayak gitu ke dia).

Hari selasa gue nggak masuk dan ada rumor rumor NGGAK ENAK YANG MAMPIR DI TELINGA GUE karena ada yang bilang gue nggak masuk gara gara bus al .. hah apa? Nggak salah denger? Mau dapet perhatian kali sama bus al kasiaaaan.. dan karena nggak masuk, gue nggak ikutan remed PKn yang emang sekelas remed semua

Hari rabu gue masih dalam kondisi nggak masuk sekolah dan gue ketinggalan untuk ngebedah mencit! Entah penyesalan apa yang gue rasain pas gue tidur di kamar gue yang nyaman ini.

Hari kamis, satu satunya yang bikin gue semangat adalah pelajaran bahasa mandarin. Dan laoshi jenni bilang blablabla tentang penyakit mata dan gue yayain aja karena mat ague emang dalam kondisi dipakein tisu (bajak laut itulah yang bisa kalian imajinasikan). Banyak orang yang bilang kenapa nggak dilepas aja? Gue sebenernya mau bilang kalo gue nggak kuat sinar matahari tapi gue simpen jawaban itu dan gue jawab dengan pedanya APA LO MAU GUE TULARIN VIRUS GUE???? Dan berhasil! Mereka pun diem! Abisnya ngeselin banget sih!!! (ngetik sambil emosi lagi nih gua)

Hari jumatnya gue masuk dan masih dalam keadaan bajak laut gue. Gue nggak ikutan jalan sehat dan ngerjain peer debate (iseng iseng pengen denger aja). Berhubung pelajaran pertama pelajaran ekonomi-salah satu pelajaran yang nggak gue suka- dan ngasih tau nilai mid nya berapa. Emang dari awal gue nggak ada niat buat dengerin, jadi gue biasa aja dapet nilai yang menurut gue begitu mendukung buat masuk IPA (ungakapan frustasi) dan gue ngegambar kartun bulukan sementara ibu itu ngejelasin materi di depan. Perlu diketahui, gue bakal semangat belajar kalo gurunya udah nyatu sama gue, ya paling nggak nyenengin lah. Sekali gue nggak suka, gue nggak bakal belajar dengan serius hahahaha (tanduk).

Hari sabtu gue nggak masuk, nggak toefl, nggak NDS, karena gue kena radiasi dari notbuk dan membuat mata gue nggak sembuh sembuh!!! Dan gue nggak dibolehin nyetel notbuk ataupun liat hape lagi. Jadi akhirnya adek gue yang ngebacain sms dan ngebalesin. Nah kak riki pun sms gue dengan susahnya gue nutup mat ague dengan rapat dan baca, tapi gue nggak bisa bales karena mat ague nggak bisa ngbuka! Akhirnya kak sabiel sms dan gue baca lagi, brhubung gue masih nggak bisa ngeliat akhirnya nggak gue jawab. Semenit kemudian telpon gue berbunyi dan gue angkat, ternyata dari kak sabiel yang nanyain gue dimana dan bilang ngumpul NDS, sangking bingungnya gue bilang dirumah, gue pun nyesel Cuma bilang itu, gue takut dia mikir kalo gue nggak mau ngumpul, akhirnya gue memutuskan untuk sms dia dengan ngira ngira hahahaha

Hari minggunya gue masih sakit tapi udah agak baikan… agya pun sms tentang tugas kimia, masih dengan adek gue yang ngebacain dan ngebalesin, dan gue langsung nelpon olan dan iyan dan ngasih tau balik ke agya (ih repot)

Hari senin dimana X4 jadi petugas upacara dan gue ketiduran akhirnya tadaaaa gue nggak masuk aja sekalian. Masih agak dilemma dengan tugas kimia gue dan ternyata malah balik cepet. Yaudah selamatlah X4 dari pengumpulan tugas kimia.

Hari selasa gue bela belain masuk karena gue mikir mat ague udah nggak terlalu sakit lagi dan mau ikut susulan remed pkn, malah yang jadi ulangan ekonomi! Sialan gue nggak pernah nyatet tau! Yaudah pasrah aja gue buat kurvanya, eh malah pkn kagak bisa remed hari ini…….

Hari rabu dan kamis nggak ada yang istimewa ah yang jelas gue kangen sama seseorang dan sialnya gue selalu mimpiin dia ugh nooooo! Ada apa ini

Hari jumat mulai libur deeeeh gue pun mantengin tivi dari pagi karena masih nggak dibolehin ngidupin notbuk

Dan hari sabtu ini, gue ngebuat catetan ini, bloggers.. jadi kalian tau kan kenapa gue lama nggak ngeblog? Ya karena gue sakit mata.. doain mat ague yang indah ini cepet sembuh yaa hehehe

AKHIR KATA SELAMAT MENIKMATI LIBURAN KALIAN *lebih tepatnya belajar di rumah* DAN BAGI KAKAK KELAS XII BERJUANG YAAA KAMI MENDOAKAN YANG TERBAIK BUAT KALIAN :*