BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Wednesday, May 11, 2011

Cerpen Romantika jilid satu :)

Hi guys.

Come back to me.. Ulima Mazaya Ghaisani in my blog on hai-sunny.blogspot.com .

here, Im posting my new short story, and the short story is come from my imagination when I wanna went sleep.

Here is the story. Enjoy

*pake nada news caster !*

(dan akhirnya gue memutuskan untuk mengetik cerita gue ini)
-------------------------------------------------------------

“kamu sakit ya? Suaranya agak nggak beres?” Tanya gue kepada sahabat dekat gue bernama Tio.

“agaknya iya nih. Mungkin nggak ya kebanyakan belajar? Hahaha”

“nah, nggak ada hubungannya tau!”

Akhirnya karena dia sakit, gue seharian menemani dia di UKS, karena nggak tega buat ninggalin dia. Dia terlihat begitu pulas tertidur, karena badannya panas ditambah dengan batuknya yang tak kunjung berhenti. Kemudian sesekali gue mengelus rambut lembutnya serta mengukur suhu badannya dengan termometer. Di hari ini memang petugas UKS tidak bisa datang karena ada saudaranya yang kecelakaan, jadi mau nggak mau, gue pun jadi dokter dadakan di UKS itu. Gue udah nganggep dia sebagai adek sendiri. Seorang cowok tapi yang berkelakuan layaknya cewek. Lembut. Hmm mungkin terlalu lembut. Gue udah cukup lama berteman dengan Tio, yang gue kenal sih dia adalah sosok yang hebat, bisa mencairkan suasana mungkin? Ahh entahlah… tapi di balik itu semua, dia adalah sosok yang cueknya bukan main. Terkadang dia buat gue begitu illfeel sama dia. Dia emang anak yang cukup pintar, tapi agak terlalu kaku kalo ngomong sama gue. Hmmm agak aneh ya? Sebenernya nggak juga.

‘Terus kok sekarang lo bisa ada di sisi dia?’ Mungkin pertanyaan itu yang muncul di benak kalian kan? Yah, gue juga nggak tau sih kenapa, tapi belakangan ini gue merasakan atmosfer yang beda dari dia, walau gue juga nggak tau itu apaan. Mungkin lebih akrab dan bersahabat kah? Gue sebenernya pengen ngembangin imajinasi kalian aja sih. Gue nggak mau buat cerpen yang terlalu mudah untuk ditebak, tapi gue bukanlah seorang novelis yang dengan mudah memikirkan jenis alur (hmm mungkin belum?)


Sewaktu gue melamum tentang Tio, yang menurut gue adalah seorang yang luar biasa, dia pun tiba tiba terbangun, sekaligus membangunkan gue dari khayalan gue.

“kok Lisa masih di sini? Hayooo nungguin aku ya?” rayunya.

“kurang ajar, udah ditemenin malah gitu.” Gue pun merengut.

“apasalah aku coba? Rieuh kamu ini.”

“auk gelep” gue pun langsung meninggalkan Tio yang sedetik kemudian melongo lebar melihat tingkah laku gue yang abstrak.

“nih Lisa bawain minum, Lisa takut kamu malah mati lagi gara gara nggak minum dan terus mandangin gue hahaha,” ujar gue, yang memang kalo ngomong sama Tio harus pake aku kamu karena kebiasaan dia yang dari dulu emang kayak gitu.

“oh, jadi kamu tadi pergi ke kantin buat beliin aku minum? Ure so sweat”

“hah? Keringet?”

“eh, salah, maksud aku tadi sweet. Hahahaha,” candanya yang sering gue denger di telinga gue, walopun gue tau, terkadang emang terdengar begitu tidak jelas.

Bel pulang pun berbunyi, dia yang sudah agak mendingan apabila diukur dari thermometer akhirnya memutuskan buat pulang. Gue yang lagi masang muka kebingungan justru dia tinggal gitu aja. Gue sih takutnya tiba tiba dia pingsan di jalan gimana?

“ayo lagi pulang kamu itu!”

“yakin tah mau naik motor? Nggak mau aku anterin nih?”

“yaampun aku kan cowok, please deeeh maaa..”

“brrrrrr, ngaco lagi kan.” Gue pun langsung pulang setelah mastiin dia nggak bakal kenapa napa nantinya.

Keesokan harinya, gue berangkat ke sekolah seperti biasa, tiba tiba pihak sekolah mengumuman suatu berita duka, yang tidak akan pernah gue ingin denger. Bahwa Tio, sahabat gue yang kemaren barusan terasa begitu akrab dengan gue ternyata ………………………………………………………..

B.E.R.S.A.M.B.U.N.G.

0 Comments:

Post a Comment