BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Saturday, July 30, 2011

Khayalku (puisi gagal)

‘kau tak pantas menjadi dokter’
‘terlalu banyak khayalan’
‘jangan sampai gila’
‘jangan banyak berharap’

Kira kira surah banyak orang yang berkata seperti itu.
Terasa pedas.
Perih.
Seketika ku menggigil.
Takut.

Memang.
Mungkin aku sebaiknya menjadi penulis.
Aku nggak perlu dibayar.
Asal aku dapat membuat orang lain tertawa dan berpengetahuan luas.

Kelebihan dan kelemahanku ada di dalam satu hal.
Khayalan.
Sama seperti judul ini ‘khayalan’.
Ini bukan puisi.
Apalagi cerpen.
Entah ini dalam bentuk apa.
Aku suka menulis.

Semenjak SMP.
Ketika aku ingin bersekolah di pulau seberang.
Temanku segera berkata ‘itu tak mungkin’
Aku sampai bermimpi bahwa aku dapat diterima.
Aku masih dalam keadaan semangat menggebu.
Tapi segera lengser ketika ku tak diterima.
‘mungkin ini yang terbaik’ batinku.

Aku suka mengkhayal.
Mulai dari kehidupanku besok.
Apa yang akan kulakukan besok.
Sampai kalau nanti aku bisa menikah dan mempunyai anak.

Terlalu jauh.
Frontal.
TIDAK REALISTIS.

Aku sering berkhayal.
Suatu saat nanti aku akan dapat laki laki yang baik hati.
Dia datang bersama imam terbaik.
Bahkan tidak perlu lagi merasakan derita.

Aku anak yang baik.
Makanya aku nggak boleh menangis.
Itu membuat orang lain sedih jika itu terlihat.
Aku akan menjadi jahat karena mereka akan mengkhawatirkanku.
Itu kata kata yang selalu ada di hatiku.

Aku hanyalah seorang pengkhayal.
Seorang yang pengecut.
Tidak bisa menerima apa yang terjadi di dunia.
Aku hanya bisa mengkhayalkannya.
Memimpikannya.

Mungkin aku hanya bisa menjadi penulis.
Yang dapat mengkhayal untuk tokoh tokoh dalam bukuku kelak.
Tentu saja, bukan di dunia nyata.
BUKAN

Itu sisi negative dari semua khayalanku.
Dia, orang yang kusuka.
Tidak memiliki kekurangan apapun.
Aku?
Tidak mempunyai kelebihan apapun.
Objection!
Hanya khayalanlah kelebihanku.
Hanya khayalan dan soft skill yang kupunya.

Tapi dengan adanya khayalan yang melintas.
Aku lebih siap menghadapi kehidupan yang pahit.
Kejam.
Kasar.
Keras.
Berliku.
Menyulitkan.

Selalu berpikir positif.
Berharap KHAYALAN MENJADI NYATA.
HARAPAN MENJADI REALITA.

Walaupun sudah sekian ribu harapan yang kutuliskan.
Itu belum menjadi nyata seutuhnya.

Aku bangga jadi aku.
Aku nggak akan bangga jika kuberhasil tapi dengan cara ‘aku menjadi dia’.
Nggak akan pernah.

Terkadang.
Aku mempunyai khayalan yang benar benar bodoh.
Kau akan menyukaiku juga.

Hanya khayalan.
Ya.
Hanya khayalan.

Bahkan walau kau tahu apa yang kurasakan sekalipun.
Kau tak tau harus berbuat apa bukan?
Selalu menjauh.
Apa kau terlalu membenciku?
Apa itu berarti kau justru menyukaiku?

Itu hanya khayalan.
Aku hanya berharap kau bisa memandangku sedikit.

Ah, aku mengkhayal lagi.
Maafkan aku.
Aku terlalu banyak bermimpi bisa membuatmu bahagia dengan adanya aku.
Sebaliknya.
Kau justru akan bersinar jika tak ada aku di sisimu.

Walaupun begitu.
Biarkanlah khayalanku tetap menari nari dalam benakku.
Karena hanya itulah kekuatan utamaku untuk bertahan.

Tolong.
Tolong.
Tolong jangan halangi aku untuk berkhayal.

Justru karena ku tahu kau takkan jadi milikku.
Aku menghibur diri dengan puisi ini.
Akan kutumpahkan segalanya.
Di dalam anganku.
Di dalam genggamku.

Di dalam khayalanku yang tertinggal.

0 Comments:

Post a Comment