BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Monday, August 8, 2011

No Title Part I

‘Bantuin ibu nagihin uang sewa kos ya, Amel’ kata ibu Tari ke Amel.
‘Iya iyaaa’ Amel menjawab agak keras, biar ibunya mendengar jelas, dan tidak bertanya ulang.
‘oke, siap. Pake baju gini aja nggak papa kan?’ tanya Amel ke ibunya, seraya menunjukkan baju lengan pendek, celana pendek, dan tanpa kerudung.
‘ah nggak papa, lagian kosannya kan cewek semua.’

Mereka pun pergi untuk mengambil uang sewaan. Yup, mereka punya kos kosan, cukup simple sih. Ada lima kamar kosan yang disewakan.dan itu semua terisi penuh oleh penyewa. Akhirnya selesai semua urusan keuangan di keempat kosan, tinggal satu lagi yang tersisa.

‘aduh, maaf ya bu. Saya belum punya uang.’ Seru salah satu penyewa. Boleh terbilang pekerjaannya memang tidak halal. Tapi dengan pakaian yang glamour dan anting anting yang panjang, apalagi ditambah dengan balutan make up yang tebal, sulit rasanya mempercayai bahwa dia belum punya uang.
‘aduuh gimana yaaa masalahnya adek belum bayar dua bulan. Dan ada orang yang bener bener pengen nyewa disini juga dek’ balas Bu Tari
‘yaudah, saya ada uang segini, jadi jangan pindahin saya dari sini ya, bu’
‘nah itu ada, yaudah nggak saya pindahin deh. Ni kwitansi pembayarannya.’ Ujar Bu Tari.
‘terimakasih, bu’

Setelah selesai mengambil semua uang sewa. Mereka pun pergi. Amel yang ditugasi menghitung uang hasil sewaan, tiba tiba berseru ‘yaampun! Ini kan uang palsu ma!’ ‘yang bener kamu?’

Bu Tari langsung mengambil uang yang ada ditangan Amel dan mengeceknya. Ah iya! Rupanya uang palsu tersebut dari mbak mbak ‘glamour’ itu!

‘jadi gimana?’ tanya Amel.
‘ayo ke sana lagi!’

Merekapun segera menuju ke tempat semula. Menyatakan bahwa itu adalah uang palsu. Mbak ‘glamour’ itu tetep nggak mau disalahin. Akhirnya terjadilah perdebatan yang cukup menegangkan. Amel yang sudah tau bahwa itu adalah situasi yang ‘horor’ akhirnya menyingkir.
‘itu bukan salah saya! Saya juga baru tau kalo itu palsu!’
‘nggak mungkin dong, orang yang ditangan saya semuanya palsu. Bukan hanya satu dua aja. Pasti kamu pengedar uang palsu ya?’
‘ha? Enak aja! Jangan karena ibu pemilik kosan dan saya hanya sebagai kupu kupu malam, ibu dengan santainya menuduh saya!’
‘bukan menuduh disaat kayak gini! Lagian saya sudah punya pengalaman kayak gitu sama penyewa sebelumnya! Jadi saya minta kau membayar ulang, dari pada saya serahkan kamu ke polisi untuk diproses!’
‘huooooo enak banget deh bilangnya. Lagian udah ada kwitansi kok. Jadi ngapain juga polisi memproses saya? Apanya juga yang mau diproses coba?’
‘kamu ini!!!’ dengan segera Amel dan penyewa yang lain mencoba menahan Bu Tari yang ingin menggampar mbak ‘glamour’ itu.
‘ma, udalah. Kita bawa semua uang ini ke kantor polisi aja! Nggak enak berantem sama dia. Nggak mutu juga, ma!’ ujar Amel seraya menenangkan.
‘nih, pegang uang busuk kamu! Pegang uang haram kamu! Kita buktiin sama sama di kantor polisi. Saya juga nggak takut kena hukuman masalah kwitansi dan pembayaran ulang dan apalah sebangsanya. Sedangkan kamu? Hah! Bisa apa?’ ucapan Bu Tari sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
‘oke saya ikut!’ jawab mbak ‘glamour’ dengan tegas dan lantang seraya memungut uang uang yang berjatuhan di lantai, sebagai benda bukti.

TO BE CONTINUED

0 Comments:

Post a Comment