BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Thursday, August 11, 2011

No Title Part III

‘Amel juga nggak tau, Ma. Kemaren Amel cuma liat dia lewat sini. Masalah nanti ketemu atau nggak yang penting istirahat bentar kan? lagian kalo di masjid nggak aman. Gimana kalo mereka nggerebek terus kita ketauan?’ Amel berkata cepat tanpa mengambil oksigen sama sekali.

Dua menit kemudia mereka berlari. Mengambil arah kanan. ‘YAAMPUN! TANJAKAN, MEL?’ ‘yaudahlah nggak papa.’ Akhirnya tanpa menunggu lama, mereka mulai mendaki tanjakan itu. para warga yang ada di bawahnya masih mencari dimana ‘pencuri’ itu. dengan cepat, mereka segera berlari kecil sambil melipir ke semak semak di samping mereka. Tiba tiba, mereka melewati sebuah perumahan.

‘mel, kita nggak nyasar kan? mana rumah temen kamu? Jangan bilang kamu nggak tau rumahnya di blok mana dan nomer berapa!’
‘heeee nggg ma, Amel cuma tau dia tinggal di blok orang orang kaya.’
‘orang kaya? Amel, coba liat deh di sana’ Bu Tari seraya menunjuk ke arah area yang khusus untuk mobil diperkirkan.
‘glek’ Amel menelan ludahnya sendiri dengan susah payah ‘ini perumahan atau surga?’ tanya Amel sambil menyipitkan matanya.
‘yaampun, Mel. Bahkan rumah sejelek apapun di sini punya mobil lebih dari dua, Mel. Apa nggak ada kode lain dari rumah temen kamu itu?’ Bu Tari mengelus dada, masih menatap begitu banyak mobil yang mewah di depan matanya.
‘ngggg, oh iya Ma! Rumah temen Amel ada 3 tingkat! Coba deh tanya satpam.’
‘ah untung kamu inget hahaha’

‘ada yang bisa saya bantu, Bu?’ sapa satpam di kompleks dengan sopan.
‘hmmm gini, Pak. kami lagi nyari rumah temen anak saya, tapi anak saya nggak tau temennya ada di komplek mana dan nomer berapa.’
‘dikomplek ini blok ditentukan dari berapa tingkat rumahnya bu.’
‘oh great! Rumah temen saya ada 3 tingkat!!’ ucap Amel semangat.
‘oh, kalau begitu kalian bisa ke blok di atas sebelah kanan. Di situ tempatnya. Berhubung saya hanya sendiri di post ini, jadi mohon maaf saya tidak bisa nemenin kalian ke sana. Tapi kalian diperbolehkan untuk meminjam motor saya.’
‘oh, makasih banyak, Pak!’
‘sudah menjadi tugas saya.’ Kaliamat dari satpam itu menutup pembicaraan mereka.

Dengan cepat, mereka melesatkan motor pinjaman itu. sebenarnya mereka tidak mempunyai niat untuk berkunjung, yap, tadinya mereka hanya ingin bersembunyi dari kejaran warga yang dengan tidak waras mengejar mereka. Tapi, Bu Tari yang sebelumnya belum pernah masuk perumahan itu jadi ingin berpetualang sebentar. Sekedar untuk melihat lihat perumahan yang seperti surga dunia. Begitu tenang. Damai. Masih banyak pohon yang diwarnai dengan siulan burung yang bertengger di dahannya. Angin semilir yang selalu melambai ke arah daun daun, sehingga seolah olah daun di daerah itu selalu bergoyang ditemani alunan angin.

‘perumahan yang indah.’ Bu Tari sengaja memperlambat lajunya motor.
‘sangat indah’ tambah Amel yang dari tadi melihat burung tersenyum padanya.
‘hmmm Mel, yang tingkat 3 cuma ada 3 rumah, kira kira yang mana?’ tanya Bu Tari yang masih menyetir dengan pelan.
‘lho? Ngapain ke sana? Kan kita udah selamat dari kejaran penduduk nggak waras itu, Ma?’
‘kenapa nggak sekalian silaturahmi? Lagian juga udah nyampe sini, Mel. Dia kenal kamu kan?’
‘iya kok, kenal. Namanya Rizki.’
‘hha?!’ Bu Tari dengan mendadak mengerem dan menengok ke belakang.
‘kenapa?’ tanya Amel dengan nada datar.
‘temen kamu cowok?’
‘hooh. Emang ada masalah, Ma?’
‘nggak sih. Yaudah deh yuk balik aja, Mel?’
‘nah kan! gini nih, wishy wasy. Amel mah ikut ikut aja, kembaliin juga tuh motor hahaha nanti dikira maling lagi repot dong, Ma’
‘iya, Mama juga nggak punya mental maling kok hahaha’

‘Amel?’ tiba tiba ada seorang laki laki yang menuju ke luar pagar, dan bertanya dengan nada keras.

TO BE CONTINUED

0 Comments:

Post a Comment